Oligohidramnios atau disebut juga oligohidramnion adalah salah satu masalah kehamilan yang ditandai dengan jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan, misalnya persalinan prematur.
Cairan ketuban adalah cairan yang terdapat di dalam rahim selama kehamilan berlangsung. Cairan ini berwarna bening kekuningan dan tidak berbau, serta terdiri atas beragam nutrisi, hormon, dan sel yang berfungsi untuk mendukung perkembangan janin.
Selain berperan penting dalam tumbuh kembang janin, cairan ketuban juga memiliki banyak fungsi lain, di antaranya:
- Melindungi janin dari guncangan atau cedera fisik dan infeksi
- Menjaga suhu di dalam rahim tetap hangat
- Mencegah tekanan pada tali pusat yang mengganggu pasokan oksigen pada bayi
- Membantu pembentukan dan pematangan organ tubuh janin
- Memberi ruang bagi janin untuk bergerak guna mendukung perkembangan tulang dan ototnya.
Akan tetapi, fungsi tersebut dapat diperoleh jika jumlah cairan ketuban di dalam rahim ibu hamil tidak terlalu banyak atau sedikit. Apabila volume cairan ketuban kurang dari jumlah normal, ibu hamil dapat dikatakan menderita oligohidramnios. Kondisi ini berisiko menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan janin.
Proses Terbentuknya Kantung dan Cairan Ketuban
Kantung ketuban terbentuk 12 hari setelah terjadi pembuahan, yang disertai cairan ketuban di dalamnya. Pada trimester kedua kehamilan, bayi mulai dapat bernapas, menelan cairan ketuban, dan mengeluarkannya sebagai urine. Hal ini bertujuan agar jumlah cairan ketuban tetap terjaga dan stabil.
Ketersediaan cairan ketuban dalam kadar normal, penting untuk menjaga kondisi janin tetap sehat serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di usia kehamilan 34–36 minggu, seorang ibu hamil rata-rata akan memiliki sekitar 1 liter cairan ketuban di dalam kandungannya. Setelah itu, cairan ini perlahan akan berkurang seiring waktu persalinan yang semakin dekat.
Untuk memantau jumlah cairan ketuban dan kondisi janin, ibu hamil bisa melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin ke dokter.
Seputar Oligohidramnios dan Penyebabnya
Oligohidramnios adalah kondisi saat volume atau kadar air ketuban terlalu sedkit. Kondisi ini sering kali tidak bergejala, sehingga dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa USG oleh dokter untuk mengetahui kadar cairan ketuban.
Saat menjalani pemeriksaan, ibu hamil dapat dikatakan menderita oligohidramnios bila memiliki kondisi sebagai berikut:
- Indeks cairan ketuban menunjukkan kadar cairan kurang dari 5 cm pada akhir trimester kedua.
- Jumlah cairan ketuban kurang dari 500 ml ketika usia kehamilan sudah mencapai 32–36 minggu.
Sebaliknya, jika cairan ketuban di dalam tubuh ibu hamil jumlahnya berlebihan, kondisi ini disebut polihidramnion. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan.
Oligohidramnios dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
- Gangguan plasenta
- Kelainan pada janin, misalnya kelainan genetik dan IUGR
- Kebocoran kantung ketuban, misalnya karena ketuban pecah dini
- Persalinan yang lewat dari tanggal perkiraan
- Penyakit tertentu, seperti diabetes dan hipertensi
- Dehidrasi
Oligohidramnios dapat terjadi kapan saja, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi di trimester ketiga kehamilan. Selain itu, ibu hamil yang mengandung bayi kembar juga lebih berisiko mengalami oligohidramnios.
Ibu hamil yang mengalami oligohidramnios berisiko tinggi mengalami keguguran akibat cacat bawaan pada janin. Namun, jika kondisi ini terdiagnosis menjelang trimester akhir kehamilan, risiko yang lebih umum terjadi adalah kelahiran prematur.
Terkadang, dokter akan merekomendasikan ibu hamil yang mengalami oligohidramnios untuk melahirkan dengan operasi caesar.
Beberapa Langkah Penanganan Oligohidramnios Yang Dapat Dilakukan Oleh Ibu Hamil
Penanganan oligohidramnios tergantung pada kondisi bayi, usia kehamilan, dan ada atau tidaknya komplikasi selama kehamilan. Untuk menangani oligohidramnios, dokter dapat melakukan beberapa penanganan berikut ini:
1. Pemantauan berkala
Agar dapat terpantau lebih ketat, dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil yang menderita oligohidramnios untuk menjalani pemeriksaan kandungan dan USG lebih sering dari jadwal pada umumnya. Nah itula pentingnya pemeriksaan USG, jadi jangan takut untuk periksa USG ke dokter kandungan secara rutin karena alat USG tidak berbahaya bagi janin karena alat USG tak mengeluarkan radiasi.
2. Minum lebih banyak air putih
Ibu hamil dengan oligohidramnios biasanya akan dianjurkan untuk minum air putih lebih banyak agar jumlah cairan ketuban bisa bertambah. Jika ibu hamil sulit makan dan minum atau berisiko mengalami dehidrasi, dokter mungkin akan memberikan terapi cairan melalui infus.