Bentuk Rahim Retro

Lengkapnya adalah rahim retrofleksi, yaitu bentuk / letak rahim yang menekuk ke belakang. Kebanyakan wanita memiliki rahim yang letaknya ke depan dan condong ke arah perut. Posisi rahim yang ini dinamakan poisi rahim antefleksi.

Yang Menyebabkan

Beberapa penyebab dari rahim retrofleksi ini adalah:

  • Genetika. Yaitu faktor keturunan. Faktor ini adalah bawaan sejak lahir.
  • Kehamilan. Kehamilan itu sendiri bisa menyebabkan perubahan bentuk rahim.
  • Penyakit radang panggul maupun endometriosis.

Gejalanya

Gejalanya biasanya tidak ada. Kalaupun ada diantaranya:

  • Sakit pada saat menstruasi
  • Sakit pada saat hubungan
  • Sering terkena infeksi saluran kencing
  • Susah menahan kencing

Penegakan diagnosa bisa dilakukan dengan teknik ginekologi, misal: perabaan, USG maupun HSG.

Apakah Menyebabkan Susah Hamil?

Kondisi rahim yang menekuk ke belakang mengakibatkan posisi mulut rahim ‘jauh’ dari tempat dimana sperma dikeluarkan pada saat hubungan.

Akibatnya, sperma harus menempuh jarak yang jauh untuk menempuh / menuju sel telur. Namun jika sperma kondisinya baik, maka pembuahan tetap bisa terjadi.

Agar memudahkan terjadinya kehamilan disarankan untuk berhubungan dengan posisi menungging dan penetrasi dilakukan dari belakang. Biarkan selama 15 menit setelah terjadi ejakulasi (jangan merubah posisi).

Dengan cara ini diharapkan sperma mempunyai cukup waktu untuk mencapai sel telur.

Kuret

Kuret adalah sebuah tindakan operasi kecil untuk membersihkan isi rahim dari sisa janin dan jaringan yang tidak tumbuh karena kehamilan yang gagal berkembang. Atau bisa juga dilakukan dalam rangka pemeriksaan kondisi rahim.

Dalam pelaksanaannya kuret dilakukan dengan melakukan pembiusan total kepada pasiennya. Jadi ibu tidak perlu takut merasakan sakit. Begitu sudah sadar, rahim ibu sudah bersih dari sisa-sisa janin tersebut.

Tidak selalu bahwa setelah keguguran dilakukan kuret. Umumnya jika usia kehamilan 16 minggu dan terjadi keguguran, baru dilakukan kuret (tergantung pemeriksaan).

Setelah kuret umumnya ibu tidak perlu opname, langsung bisa pulang, tapi sebaiknya bedrest selama 3-7 hari.

Jangan dulu melakukan aktivitas agak berat / berat agar lukanya benar-benar sembuh atau tidak terjadi infeksi.

Jagalah kebersihan setelah kuret untuk mencegah infeksi. Diusahakan untuk daerah V tidak terlalu lembab.

Bisa jadi selama seminggu hingga 10 hari pasca kuret, ibu masih mengeluarkan darah di vagina. Pendarahan ini masih dianggap wajar jika volumenya tidak banyak. Segera periksa jika terjadi pendarahan yang banyak dan rasa nyeri karena dikhawatirkan terjadi infeksi.

Infeksi ditandai dengan keluar darah bau, demam, menggigil, badan lemas, cepat lelah, kurang nafsu makan, mual, muntah.

Perlu diketahui bahwa setelah kuret sebenarnya rahim belum sembuh benar. Untuk itu disarankan untuk tidak melakukan hubungan dulu selama 40 hari pasca kuret. Dikhawatirkan kontraksi yang terjadi jika melakukan hubungan berakibat tidak baik untuk rahim.

Juga untuk hamil, disarankan untuk menunggu hingga 3 – 6 bulan dulu, agar rahim berfungsi normal seperti sedia kala.

Tanda-Tanda Air Ketuban Pecah

Apa itu Air Ketuban?

Air ketuban adalah air yang keluar dari vagina bumil yang merupakan sebuah tanda-tanda akan melahirkan mulai terlihat. Namun, sayangnya di saat ibu hamil, banyak cairan yang keluar dari vagina sehingga ibu-ibu hamil akan merasa bingung terhadap cairan yang keluar tersebut. Apakah itu air ketuban atau bukan.

Dan apabila air ketuban pecah, namun ibu hamil tidak segera memeriksakan diri bisa berakibat kurang baik. Bayi yang ada di dalam kandungan akan kekurangan cairan dan lemas di dalam kandungan. Operasi caesar pun harus dilakukan jika ketuban di dalam kandungan ibu hamil telah habis. Bayi yang lemas di dalam kandungan juga harus segera dikeluarkan agar tidak meninggal di dalam kandungan.

Fungsi air ketuban

Fungsi air ketuban adalah sebagai berikut ini:

  • Mempertahankan dan memberikan perlindungan terhadap perkembangan janin.
  • Membuat janin bisa bergerak bebas ke segala arah.
  • Menyangga janin di saat suhu panas maupun dingin.
  • Saat persalinan, air ketuban bisa memberikan kekuatan ibu untuk mengejan sehingga mulut rahim bisa terbuka.
  • Air ketuban sebagai pembersih jalan lahir pada bayi karena memiliki kemampuan sebagai densifektan dan juga bisa melicinkan jalan lahir.
  • Air ketuban bisa sebagai pendeteksi jenis kelamin, berapa tingkat kematangan paru-paru pada janin, golongan darah bayi serta adanya kelainan pada bayi. Cara pendeteksiannya adalah dengan mengambil air ketuban melalui alat yang disuntikkan ke dinding perut ibu.
  • Air ketuban sebagai cadangan cairan dan juga gizi ibu hamil bagi janin yang ada di dalam kandungan.
  • Mencegah tali pusar dari kekeringan. Tali pusar yang kekeringan akan menyebabkan tali pusar mengerut dan penyaluran oksigen akan terhambat menuju ke janin.
  • Inkubator bagi janin sehingga suhu tubuh janin di dalam kandungan akan tetap hangat serta tidak kedinginan.
    Membantu sistem pencernaan bagi janin di dalam kandungan.
  • Air ketuban bisa meratakan tekanan saat ibu hamil mengalami kontraksi sebelum persalinan.

Tanda-tanda Air Ketuban Pecah

  • Merasa ada cairan yang keluar
    Tanda pertama yang dirasakan oleh si ibu saat ketuban pecah adalah adanya cairan yang merembes keluar dari miss V dan rasanya seperti saat sedang menstruasi. Cairan yang keluar itu bisa sedikit atau banyak jumlahnya. Akan tetapi, terkadang tanda ini tak dirasakan oleh beberapa wanita.
  • Ada cairan yang menetes
    Tanda yang kedua ini lebih terasa dari tanda pertama. Cairan yang keluar tak lagi merembes, tapi menetes keluar dari miss V. Jumlah yang dikeluarkan juga lebih banyak dan hampir menyerupai saat buang air kecil. Cairan ini akan keluar lebih banyak jika Anda dalam posisi berdiri.
  • Merasa ada yang pecah
    Beberapa wanita merasa seperti ada gelembung yang pecah ketika ketuban itu keluar. Suara pecah yang tersebut terkadang juga membuat beberapa wanita jadi merasa gugup.
  • Keluarnya cairan hangat
    Jika sudah merasa ada gelembung yang pecah, maka si ibu hamil akan merasa ada cairan hangat yang keluar. Cairan yang keluar itu bisa sedikit dan bisa juga banyak seperti air seni.
  • Merasa ada yang menekan
    Bukan hanya cairan saja yang keluar dari miss V si ibu hamil, namun adanya tekanan di perut bagian bawah juga dirasakannya. Dan, pada saat inilah mulai terjadi pembukaan serta kontraksi.
  • Merasakan sakit yang hebat
    Beberapa kali kontraksi, tentunya rasa sakit akan meningkat dan tekanan akan semakin besar. Para ibu yang melahirkan normal mengalami pembukaan yang teratur. Namun, ada pula kasus di mana pembukaan hanya terjadi di pembukaan satu dan kemudian berhenti.

Itulah gejala-gejala saat ketuban pecah. Ketahuilah bahwa ketuban bisa saja pecah sebelum fase persalinan dimulai. Jika merasa ada rembesan air yang keluar dari miss V, maka Anda harus segera ke klinik atau rumah sakit terdekat agar mencegah terjadinya masalah pada proses kelahiran.

Kelebihan Cairan Ketuban (Polihidramnion)

Apa itu Polihidramnion?

Polihidramnion adalah kondisi di mana ibu hamil memiliki cairan ketuban terlalu banyak. Dokter dapat mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode yang berbeda, paling sering melalui pengukuran indeks cairan amnion (AFI) atau pengukuran kantung. Jika AFI menunjukkan kadar cairan lebih dari 25 cm (atau di atas persentil ke-95), pengukuran kantung dalam Polihidramnion dapat terjadi jika janin tidak menelan dan menyerap cairan ketuban dalam jumlah yang normal.

Pada dasarnya, polihidramnion merupakan bentuk komplikasi yang umum dialami ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil dengan kondisi polihidramnion dapat melahirkan bayi yang sehat, namun disarankan untuk tetap tidak mengabaikan kondisi ini. Polihidramnion sedikit meningkatkan risiko janin lahir prematur, atau berada dalam posisi yang salah. Ibu hamil juga menjadi berisiko mengalami perdarahan setelah melahirkan.

Selanjutnya, Anda perlu tahu Apa penyebabnya.

Para ahli kesehatan belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya kasus polihidramnion. Namun ada beberapa penyebab secara umum baik dalam tingkat sedang sampai berat yang meliputi:

  • Diabetes. Ketika kadar gula dalam darah yang kurang terkontrol dengan baik sehingga mengakibatkan bayi yang ada dalam kandungan menghasilkan lebih banyak urine, yang berimbas pada meningkatnya volume air ketuban. Dokter biasanya akan melakukan tes toleransi glukosa untuk memeriksa kadar gula di dalam darah.
  • Memiliki hamil bayi kembar yang identik. Di mana dapat terjadi sindrom transfusi kembar-ke-kembar yakni keadaan di mana satu kembar memiliki cairan ketuban yang terlalu sedikit sementara yang lain memiliki air ketuban yang banyak.
  • Kelainan genetik pada bayi. Bayi mungkin memiliki masalah medis atau kelahiran cacat yang membuat bayi berhenti untuk menelan air ketuban, sementara organ ginjalnya terus menghasilkan lebih banyak urine. Contoh kondisi yang membuatnya sulit untuk menelan seperti stenosis pilorus, bibir sumbing atau langit-langit, atau semacam penyumbatan pada saluran pencernaan.
  • Kelainan genetikal. Memiliki kelainan seperti sindrom down atau sindrom Edwards.

Pada kasus yang langka yakni Anemia pada janin polihidramnion dapat menjadi tanda bahwa bayi mengalami anemia berat yang mana disebabkan oleh ketidaksesuaian darah (Rh). Masalah ini dapat diobati dengan cara transfusi darah ke dalam rahim. Seorang bayi yang mengidap anemia mungkin bisa saja sembuh tanpa melalui pengobatan.

Apa yang sebaiknya Anda lakukan..?

Sebaiknya lakukan pemeriksaan dengan USG secara rutin serta tes gula darah. Polihidramnion biasanya terdeteksi pada pemeriksaan antenatal setelah kehamilan berusia 7,5 bulan. Pada kasus yang jarang, polihidramnion dapat terjadi pada usia kehamilan 4,5-5,5 bulan. Jika perut Anda terasa membesar dengan cepat, segera periksakan diri ke dokter.

Minus Tinggi Melahirkan Normal, Bisakah?


Sumber gambar: www.caffeitaliaweb.com

Dok, kalau mata minus bisa melahirkan normal gak ya?

Jawabannya adalah bisa saja, asalkan minusnya tidak lebih dari 5 atau 6. Minus di atas 5 atau 6 beresiko untuk mengalami masalah saat melahirkan secara normal. Studi literatur memang menyebutkan bahwa mata minus lebih dari 6 cukup beresiko. Tetapi pemeriksaan yang obyektif adalah dengan dokter mata untuk melihat pembuluh darah di retina. Dari situ bisa dipastikan ibu boleh mengejan / lahir normal atau harus dengan operasi caesar.

Memangnya Apa Hubungan Mata Minus dengan Resiko Melahirkan Normal?

Banyak yang belum mengerti bagaimana mata minus bisa menimbulkan resiko jika melahirkan normal. Saat melahirkan normal ibu hamil akan mengejan, otot-otot di daerah panggul akan bekerja keras, begitu pula dengan otot mata otot mata akan menjadi tegang. Saat mengejan, otot mata akan terpengaruh. Jika ibu hamil memiliki mata minus, syaraf mata bisa rusak bahkan mata juga bisa rusak.

Apa kemungkinan yang terjadi kalau penderita mata minus tinggi tetap ngotot ingin melahirkan normal?

Saat kehamilan terjadi, berbagai hormon mengalami perubahan yang memberi dampak pada seluruh tubuh wanita, termasuk bagian mata. Gangguan mata yang biasa terjadi saat kehamilan ada dua jenis yaitu ablasio retina regmatogen dan ablasio retina eksudatif.

Ablasio retina (lepasnya retina) dapat disebabkan berbagai hal yaitu peradangan hebat, trauma akibat benturan, tumor, komplikasi diabetes, dan preeklampsia. Tetapi sebagian besar terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan yang membentuk lubang-lubang pada retina.

Mengapa retina bisa lepas? Ada dua faktor penyebabnya. Pertama, kondisi retina tipis sehingga mudah robek, misalnya saja terjadi pada orang tua berusia di atas 40 tahun. Kedua, adanya gel cair di dalam bola mata atau vitreous gel (badan kaca). Nah, gel cair mudah merembes dan masuk mengalir ke dalam lubang retina sehingga mudah lepas.

Ablasio retina eksudatif biasanya terjadi pada bumil yang menderita preeklampsia (tekanan darah tinggi). Pada kondisi preeklampsia terjadi penumpukan cairan di bawah lapisan saraf mata yang menyebabkan penglihatan menurun drastis.

Risiko robekan memang lebih besar pada mata dengan minus tinggi. Kriteria minus tinggi adalah di atas min 6. Yang perlu diingat, robekan retina pada dasarnya dapat terjadi pada semua orang, tidak hanya pada orang yang memiliki mata minus atau plus. Tapi, memang robekan lebih rentan terjadi pada mata minus.

Pencegahan

Salah satu cara untuk mencegah robekan retina, dapat dilakukan dengan teknologi laser pada retina yang tipis. Cara ini aman untuk bumil dan mudah dilakukan, prosesnya pun sebentar, hanya berkisar 10 menit.

Disarankan jika ingin melakukan laser, sebaiknya jauh-jauh hari sebelum melahirkan untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Adakah tips untuk bumil yang menderita mata minus?

  • Khusus untuk bumil bermata minus – apalagi minus tinggi – dianjurkan memeriksakan mata untuk melihat apakah ada risiko robeknya retina pada saat persalinan nanti.
  • Bila ada risiko robek retina, diskusikan pada dokter kandungan untuk mencari cara melahirkan apa yang terbaik.
  • Periksa retina sebaiknya jangan mendekati waktu melahirkan.

Janin Meninggal Dalam Kandungan

Kadang-kadang kita mendengar kasus bayi meninggal saat masih dalam kandungan. Sesungguhnya apa yang terjadi dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Baik … mari kita bahas di sini.

Penyebab

Kematian janin dalam kandungan secara garis besar bisa disebabkan oleh janinnya itu sendiri maupun dari pihak ibu.

Kasus-kasus yang disebabkan oleh janinnya itu sendiri diantaranya:

  • Masalah tali pusat
  • Masalah placenta
  • Masalah cairan ketuban

Kita jelaskan satu-persatu di sini.

Masalah tali pusat

1. Tali pusat melilit.

Dalam kondisi ini, tali pusat melingkar di tubuh bayi. Kasusnya bisa berat maupun ringan. Jika ringan, ibu masih bisa melahirkan normal. Namun jika berat dan terkunci bayi harus dikeluarkan lewat operasi.

2. Tali pusat terpilin atau tersimpul atau membentuk ikatan.

Dalam kondisi ini, bisa saja disebabkan tali pusat terlalu pendek atau sebab lainnya. Untuk tali pusat tersimpul, yang agak melegakan, kasus ini jarang terjadi. Namun jika terjadi, kejadiannya tidak bisa dideteksi atau tidak bisa diperkirakan sebelumnya, tiba-tiba dan akibatnya mematikan janinnya.

Dalam hitungan tidak sampai 10 menit, plasenta yang tidak bisa menyalurkan oksigen ke janin membuat janin meninggal dalam kandungan.

Masalah placenta

Karena fungsi vital dari plasenta yaitu penyalur makanan dan oksigen dari ibu ke janin, jika terjadi terlepasnya plasenta, maka fatal akibatnya bagi janin, dan mengakibatkan kematiannya.

Masalah cairan ketuban

Bila cairan ketuban kurang juga bisa berbahaya bagi janin.

 

Kasus-kasus yang disebabkan oleh ibunya diantaranya:

  • Ibunya menderita sindrom metabolisme, misal: kencing manis, darah tinggi
  • Ibunya mempunyai penyakit organ dalam yang vital, misal: ginjal, paru-paru, jantung
  • Ibunya terkena infeksi, misal: toksoplasmosis, rubela, herpes simpleks, tuberkulosis. Infeksi ini harus disembuhkan sebelum ibu berencana hamil.
  • Kehamilan daluwarsa

Jelas bahwa penyakit yang disebutkan di atas menyebabkan kerentanan baik di pihak ibu maupun janinnya.

Bagaimana Mengantisipasinya?

Jika umur kehamilan masih muda, gerakan janin kadang timbul tenggelam, dan itu masih dianggap normal.

Namun saat usia kandungan sudah 34 minggu atau lebih, ibu bisa merasakan dengan jelas gerakan janin. Dalam setiap jam, ibu harus memperhatikan (bahasa jawanya niteni) adanya gerakan janin ini.

Jika dalam 3 jam tidak ada gerakan janin sama sekali, ibu sebaiknya kontak dokter. Dokter akan memeriksa kondisi janin dengan alat USG untuk memastikan denyut jantung bayi masih ada.

Biasanya ibu baru datang ke dokter setelah merasa 1-2 hari bayinya tidak bergerak sama sekali. Di samping itu ibu merasa perutnya serasa dingin (bahasa jawanya anyep).

Di usia kandungan yang semakin tua, ibu harus banyak istirahat dan semakin sering kontrol.

Bila ibu bekerja, rencanakan mengambil cuti paling tidak 1 bulan sebelum perkiraan melahirkan. Di beberapa perusahaan, karyawan diharuskan cuti 1 bulan sebelum melahirkan, ini sangat baik dan mendukung kesehatan ibu hamil dan janinnya.

Skor Apgar (AS)

Apa Itu AS (Dibaca A-Es)

Untuk mengevaluasi kondisi bayi ketika baru dilahirkan, dokter memakai kriteria AS. AS adalah singkatan dari Apgar Score, sesuai nama dokter yang menemukan metoda ini yaitu Dr. Virginia Apgar.

AS adalah pemeriksaan pertama yang dilakukan terhadap bayi yang baru lahir dan masih berada di ruang persalinan.

Dengan tes ini, secara cepat bisa mengetahui keadaan fisik dari bayi dan mengenali tanda darurat yang membutuhkan tindakan segera.

Kata APGAR sendiri saat ini bisa dijabarkan sebagai

  • Activity (Aktifitas)
  • Pulse (Denyut Jantung)
  • Grimace (Mimik)
  • Appearance (Tampilan)
  • Respiration (Pernapasan)

Masing-masing dari lima kriteria di atas dinilai dengan skor antara 0 sampai 2. Keseluruhan 5 skor di atas kemudian dijumlah sehingga menghasilkan nilai antara 0 hingga 10.

Tabel Kriteria AS

Kriteria Skor 2 Skor 1 Skor 0
Activity (Aktifitas) Aktif, gerakan spontan Lengan dan kaki menekuk dengan sedikit pergerakan Tidak ada gerakan sama sekali
Pulse (Denyut Jantung) Normal, di atas 100 / menit Di bawah 100 / menit Tidak ada
Grimace (Mimik) Menarik diri / meringis / bersin / batuk karena ada rangsangan Perubahan mimik (meringis) ketika hanya dirangsang Tidak ada respon terhadap rangsangan
Appearance (Tampilan) Warna kulit normal, merata di seluruh tubuh Warna kulit normal, kaki dan tangan pucat Warna pucat atau kebiruan di seluruh tubuh
Respiration (Pernapasan) Normal, tanpa usaha berlebihan, menangis kuat Pelan, tidak teratur, menangis lemah seperti merintih Tidak bernafas

Hasil AS

Total Skor Arti Tindakan
7-10 Normal
4-6 Agak rendah Memerlukan tindakan segera, seperti menyedot cairan nafas atau bantuan oksigen
0-3 Sangat rendah Perlu tindakan medis yang lebih intensif

Pada menit pertama setelah lahir, hasil skor 7 atau lebih berarti dikatakan secara umum bayi tersebut sehat.

Lantas bagaimana kalau skor di bawah 7? Hasil tersebut bukan menunjukkan bahwa bayi tersebut tidak sehat maupun tidak normal. Skor rendah menunjukkan bahwa bayi tersebut memerlukan tindakan yang bersifat segera, seperti menyedot cairan dari saluran pernafasan atau bantuan oksigen. Contohnya untuk bayi yang lahir dengan masalah jantung dan paru-paru. Tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan kondisi bayi secara umum.

Atau bisa jadi bayi tersebut baik-baik saja, hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar. Tidak jarang bayi yang sehatpun memiliki nilai AS agak rendah saat menit pertama lahir.

Pada menit ke 5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan. Jika skor tidak naik menjadi 7 atau lebih, dan dengan mempertimbangkan hal lainnya, dokter akan melanjutkan tindakan medis yang perlu dan melakukan pemantauan intensif.

Dalam situasi tertentu diulang lagi pada menit ke 10, 15 dan 20.

Biasanya (tapi tidak selalu) skor agak rendah ini karena

  • Ibu hamil dengan resiko tinggi
  • Operasi caesar
  • Komplikasi kehamilan
  • Komplikasi proses persalinan
  • Kelahiran prematur

Khusus untuk bayi prematur memang memerlukan pemantauan ekstra dikarenakan paru-paru yang kemungkinan besar belum sempurna.

Perlu diketahui bahwa skor ini bukan dipergunakan untuk menilai kondisi kesehatan bayi maupun kecerdasan bayi.

Hingga kini, skor ini masih digunakan, karena ketepatannya, cara penerapannya sederhana, cepat dan ringkas.

KETUBAN KURANG / OLIGOHIDRAMNION

Oligohidramnios atau disebut juga oligohidramnion adalah salah satu masalah kehamilan yang ditandai dengan jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan, misalnya persalinan prematur.

Cairan ketuban adalah cairan yang terdapat di dalam rahim selama kehamilan berlangsung. Cairan ini berwarna bening kekuningan dan tidak berbau, serta terdiri atas beragam nutrisi, hormon, dan sel yang berfungsi untuk mendukung perkembangan janin.

Selain berperan penting dalam tumbuh kembang janin, cairan ketuban juga memiliki banyak fungsi lain, di antaranya:

  • Melindungi janin dari guncangan atau cedera fisik dan infeksi
  • Menjaga suhu di dalam rahim tetap hangat
  • Mencegah tekanan pada tali pusat yang mengganggu pasokan oksigen pada bayi
  • Membantu pembentukan dan pematangan organ tubuh janin
  • Memberi ruang bagi janin untuk bergerak guna mendukung perkembangan tulang dan ototnya.

Akan tetapi, fungsi tersebut dapat diperoleh jika jumlah cairan ketuban di dalam rahim ibu hamil tidak terlalu banyak atau sedikit. Apabila volume cairan ketuban kurang dari jumlah normal, ibu hamil dapat dikatakan menderita oligohidramnios. Kondisi ini berisiko menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan janin.

Proses Terbentuknya Kantung dan Cairan Ketuban

Kantung ketuban terbentuk 12 hari setelah terjadi pembuahan, yang disertai cairan ketuban di dalamnya. Pada trimester kedua kehamilan, bayi mulai dapat bernapas, menelan cairan ketuban, dan mengeluarkannya sebagai urine. Hal ini bertujuan agar jumlah cairan ketuban tetap terjaga dan stabil.

Ketersediaan cairan ketuban dalam kadar normal, penting untuk menjaga kondisi janin tetap sehat serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.

Di usia kehamilan 34–36 minggu, seorang ibu hamil rata-rata akan memiliki sekitar 1 liter cairan ketuban di dalam kandungannya. Setelah itu, cairan ini perlahan akan berkurang seiring waktu persalinan yang semakin dekat.

Untuk memantau jumlah cairan ketuban dan kondisi janin, ibu hamil bisa melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin ke dokter.

Seputar Oligohidramnios dan Penyebabnya

Oligohidramnios adalah kondisi saat volume atau kadar air ketuban terlalu sedkit. Kondisi ini sering kali tidak bergejala, sehingga dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa USG oleh dokter untuk mengetahui kadar cairan ketuban.

Saat menjalani pemeriksaan, ibu hamil dapat dikatakan menderita oligohidramnios bila memiliki kondisi sebagai berikut:

  • Indeks cairan ketuban menunjukkan kadar cairan kurang dari 5 cm pada akhir trimester kedua.
  • Jumlah cairan ketuban kurang dari 500 ml ketika usia kehamilan sudah mencapai 32–36 minggu.

Sebaliknya, jika cairan ketuban di dalam tubuh ibu hamil jumlahnya berlebihan, kondisi ini disebut polihidramnion. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan.

Oligohidramnios dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

  • Gangguan plasenta
  • Kelainan pada janin, misalnya kelainan genetik dan IUGR
  • Kebocoran kantung ketuban, misalnya karena ketuban pecah dini
  • Persalinan yang lewat dari tanggal perkiraan
  • Penyakit tertentu, seperti diabetes dan hipertensi
  • Dehidrasi

Oligohidramnios dapat terjadi kapan saja, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi di trimester ketiga kehamilan. Selain itu, ibu hamil yang mengandung bayi kembar juga lebih berisiko mengalami oligohidramnios.

Ibu hamil yang mengalami oligohidramnios berisiko tinggi mengalami keguguran akibat cacat bawaan pada janin. Namun, jika kondisi ini terdiagnosis menjelang trimester akhir kehamilan, risiko yang lebih umum terjadi adalah kelahiran prematur.

Terkadang, dokter akan merekomendasikan ibu hamil yang mengalami oligohidramnios untuk melahirkan dengan operasi caesar.

Beberapa Langkah Penanganan Oligohidramnios Yang Dapat Dilakukan Oleh Ibu Hamil

Penanganan oligohidramnios tergantung pada kondisi bayi, usia kehamilan, dan ada atau tidaknya komplikasi selama kehamilan. Untuk menangani oligohidramnios, dokter dapat melakukan beberapa penanganan berikut ini:

1. Pemantauan berkala

Agar dapat terpantau lebih ketat, dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil yang menderita oligohidramnios untuk menjalani pemeriksaan kandungan dan USG lebih sering dari jadwal pada umumnya. Nah itula pentingnya pemeriksaan USG, jadi jangan takut untuk periksa USG ke dokter kandungan secara rutin karena alat USG tidak berbahaya bagi janin karena alat USG tak mengeluarkan radiasi.

2. Minum lebih banyak air putih

Ibu hamil dengan oligohidramnios biasanya akan dianjurkan untuk minum air putih lebih banyak agar jumlah cairan ketuban bisa bertambah. Jika ibu hamil sulit makan dan minum atau berisiko mengalami dehidrasi, dokter mungkin akan memberikan terapi cairan melalui infus.

TIPS MENANGANI KELUHAN KEHAMILAN

            Keluhan selama kehamilan akan berbeda beda antara Wanita yang satu dengan lainnya. Berikut adalah beberapa keluhan yang sering dirasakan Wanita hamil.

Keletihan terus menerus

Tubuh ibu hamil bekerja lebih keras dibanding Ketika tidak sedang hamil. Hanya saja ibu hamil tidak menyadari bahwa tubuhnya sedang bekerja keras dan menyesuaikan diri dengan banyaknya tuntutan fisik dan emosional dari kehamilan.

Tips:

  • Cukup tidur, terutama di malam hari
  • Kerjakan pekerjaan semampunya saja
  • Mintalah bantuan pada suami atau orang orang terdekat untuk suatu pekerjaan tertentu
  • Lakukan olahraga ringan, karena terlalu banyak istirahat dan kurang nya aktivitas justru akan meningkatkan keletihan.
  • Jika keletihannya sangat parah, terutama jika disertai dengan pingsan, pucat, sesak napas, denyut jantung sangat cepat, maka segera periksakan ke dokter.

Mual dan muntah

Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan gizi maupun dehidrasi (kekurangan cairan)

Tips :

  • Makan sedikit tapi sering dan dalam kondisi hangat
  • Makanlah makanan selingan seperti biscuit atau roti kering dengan minuman hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur.
  • Hidari merokok, alcohol, kafein, minuman berkarbonasi (soda), makanan berminyak, berlemak dan berbau menyengat.
  • Hindari pemandangan, bau, dan rasa makanan yang membuat mual
  • Perbanyak minum air putih diantara waktu makan
  • Konsumsi suplemen tambahan khusus untuk ibu hamil
  • Istirahat yang cukup dan berkualitas
  • Bangun pagi secara perlahan lahan. Jangan langsung turun dari tempat tidur dengan tergesa gesa, karena hal tersebut dapat memperparah mual.
  • Sikatlah gigi dengan pasta gigi yang rasa aromanya tidak menambah mual

Ngidam

Ngidam merupakan hal yang wajar dan terkait dengan perubahan hormonal terutama pada awal-awal kehamilan.

Tips :

  • Selama makanan yang diinginkan tidak berbahaya bagi ibu hamil beserta janinnya dan bisa dipenuhi (permintaan yang wajar), maka sah-sah saja mengonsumsi makanan tersebut.
  • Sebaliknya, jika sangat membenci makanan tertentu, maka tidak perlu memaksakan diri untuk memakannya. Cari penggantinya jika makanan tersebut dibutuhkan karena kandungan gizinya.
  • Mintalah pengertian dari suami atau orang terdekat dan ungkap kan perasaan.

Ludah berlebih

Produksi ludah yang berlebihan tidak berbahaya, namun tidak m nyenangkan. Biasanya tidak berlangsung lama dan akan menghilang setelah beberapa bulan pertama.

Tips :

  • Sering bersiwak atau sikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung mentol.
  • Berkumur dengan cairan atau obat kumur yang mengandung mentol/mint.

Tekanan di perut bagian bawah

Selama tidak ada nyeri, perdarahan, dan gejala lain terkait dengan ke- guguran atau kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan), maka keluhan ini tidak perlu dirisaukan. Kemungkinan besar karena tubuh menangkap sinyal perubahan di perut bagian bawah yang merupakan lokasi rahim ini. Hal ini merupakan sensasi penanaman bakal janin di dinding rahin bertambahnya aliran darah, menebalnya lapisan dinding rahim, dan bertambah besarnya ukuran rahim.

Tips :

  • Gunakan pakaian yang tidak ketat.
  • Ganti celana dalam agar tidak menambah tekanan pada perut
  • Konsultasikan dengan dokter jika keluhan bertambah parah atau disertai gejala lain seperti nyeri, perdarahan, dan lain-lain.

Sering Buang Air Kecil

Sering buang air kecil sering dialami ibu hamil pada trimester pertama dan ketiga. Meningkatnya volume cairan tubuh dan kerja ginjal mempercepat pembuangan produk sisa. Ditambah lagi tekanan dari Rahim yang membesar pada kandung kemih.

Tips :

  • Jangan mengurangi jumlah cairan karena tubuh membutuhkan cairan yang cukup selama hamil.
  • Boleh membatasi minum menjelang tidur malam untuk menghindari terbangun pada malam hari.

Nyeri ulu hati dan gangguan pencernaan

Hormon progesteron dan relaksin cenderung melemaskan jaringan otot polos di semua bagian tubuh, termasuk di saluran pencernaan. Akibatnya kadang kadang makanan bergerak lebih lambat melalui system pencernaan, sehingga memunculkan perasaan kembung dan penuh.

Tips :

  • Hindari kenaikan badan berlebih.
  • Jangan mengenakan pakaian yang ketat.
  • Hindari makan terlalu banyak dalam sekali waktu.
  • Makan dengan perlahan dan kunyah dengan sempurna
  • Hindari makanan pedes, berbumbu kuat, gorengan, makanan berlemak, cokelat, kopi atau minuman bersoda