Kemarin saya banyak mendapatkan pertanyaan seputar KB IUD dari GROUP FB KARAWANG INFO. Banyak sekali saya amati informasi sesat yang beredar seputar KB IUD. Juga terdapat beberapa pemahaman yang kurang tepat dari tenaga kesehatan yang kebetulan juga ikutan nimbrung memberikan advis pada ibu-ibu pengguna KB IUD.
Untuk itu saya terpanggil untuk naik Haji… eh maap… terpanggil untuk memberikan informasi untuk pengetahuan ibu-ibu seputar KB IUD.
Terdapat beberapa metode kontrasepsi (metode KB) yang populer di Indonesia, antara lain KB pil, KB suntik, KB IUD (yang terkenal dulu adalah spiral), KB kondom, dan KB susuk. Disini kita akan bahas mengenai KB IUD saja, KB lainnya nanti di lain waktu akan dibahas. Bagi member group FB KARAWANG INFO dapat ditularkan informasi ini pada ibu-ibu yang lain.
KB IUD merupakan cara KB yang aman dan efektif. Walaupun para ahli terus mengembangkan teknologi per-KB-an IUD tetapi beberapa masalah KB IUD masih mengganggu kenyamanan pasien (akseptor KB) antara lain:
- Haid tambah banyak atau kadang-kadang nge-flek coklat / merah.
- IUD lepas alias keluar dari mulut rahim (mungkin ikut dengan haid akibat kontraksi rahim)
- Resiko terjadinya kehamilan ektopik (kehamilan luar kandungan) atau resiko keguguran. Hal ini hanya terjadi bila timbul kehamilan saat pakai IUD.
- Perforasi / tembus ke dalam perut. Hal ini karena rahimnya lembek maka saat pemasangan bisa tembus ke dalam perut atau akibat kontraksi rahim yang terus menerus memaksa IUD untuk keluar, nah pas kebetulan di dinding rahim ada bagian yang lemah maka IUD akan didorong ke arah dinding yang lemah itu dan akhirnya keluar ke dalam perut. Itu resiko yang harus dihadapi. Kalo pasang sebaiknya pada dokter kandungan, dokter puskesmas atau bidan ya, jangan di posyandu kecuali yang masang adalah bidan posyandu.
IUD dapat mencegah terjadinya kehamilan dengan cara menimbulkan reaksi peradangan atau reaksi benda asing dalam rahim. Timbul banyak sel darah putih dan sel raksasa serta banyak sel-sel peradangan lainnya sehingga dapat memakan sperma atau sel telur yang telah dibuahi. Selain daripada itu dinding rahim dibuat tidak siap untuk ditumbuhi janin. Makin luas permukaan IUD yang nempel ke rahim maka makin tinggi efektifitas IUD untuk mencegah kehamilan.
Dulu zaman Presiden Soeharto adalah yang dikenal dengan IUD spiral, karena bentuknya seperti S. Tetapi zaman sekarang sudah tak ada lagi ditemukan IUD spiral. IUD copper T yang banyak beredar di pasaran itu mengandung logam tembaga yang dapat merubah suasana dalam rahim seperti mengganggu keseimbangan estrogen dalam rahim, menimbulkan reaksi peradangan yang luas, efek racun terhadap sperma, dll sehingga efektif untuk mencegah kehamilan.
Masalah yang paling sering mengganggu akseptor KB IUD adalah bertambahnya perdarahan haid disertai dengan rasa nyeri melilit di perut bawah atau pinggang belakang. Bentuk perdarahan yang terjadi antara lain haid memanjang / lama, jumlah darah haid menjadi lebih banyak dan nge-flek-flek diluar masa haid. Hal ini dapat menimbulkan anemia. Pada wanita muslim tentunya dapat menimbulkan keraguan dan masalah dengan waktu sholat. Perdarahan tersebut disebabkan oleh reaksi aktivitas pembekuan darah, perubahan struktur mikrovaskuler, dan reaksi radang pada dinding rahim. Dapat diobati tetapi tetap saja wanita merasa kurang nyaman.
Rasa nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus yang menganggap ada benda asing dalam rahim yang harus dikeluarkan. Rasa nyeri paling hebat dirasakan setelah pemasangan dan saat mens. Wanita akseptor KB sebaiknya segera kunjungi dokter kandungan bila mengalami hal-hal tersebut di atas untuk mendapatkan pengobatan.
Faktor utama penyebab berhentinya wanita menjadi akseptor KB IUD adalah akibat rasa nyeri dan IUDnya lepas alias keluar lagi. Wanita dengan KB IUD harus makin meningkatkan kebersihan diri pribadinya, begitu juga dgn suaminya juga harus ikut menjaga kebersihan dirinya karena pemakaian KB IUD itu memiliki resiko untuk terjadi infeksi panggul atau infeksi organ intim wanita misalnya keputihan, nyeri perut, radang saluran telur, radang rahim, GO, dll. Kalau terjadi infeksi maka dokter kandungan akan melakukan pengobatan dan bila tidak membaik maka IUD akan dilepas.
Kapan sebaiknya pasang KB IUD? KB IUD dapat dipasang kapan saja, bisa pasca melahirkan, pasca kuret akibat keguguran, saat haid, saat setelah coitus, dll.
Dimana pasang KB IUD? ibu-ibu dapat pasang KB IUD di dokter kandungan, dokter puskesmas, bidan, rumah sakit, dan klinik bersalin.
AYO BER KB DAN JANGAN TAKUT PASANG KB IUD KARENA TAKUT SELAIN PADA ALLAH SWT ADALAH PERBUATAN MUSYRIK… ?
Saya rasa cukup sekian dulu. Jangan lupa.. bila ibu-ibu suka dengan tulisan saya dan berasa ini bermanfaat bagi ibu-ibu dan temannya ibu-ibu maka mohon di SHARE. Semoga para ibu-ibu tidak lagi memperoleh informasi sesat dari tetangga tentang KB IUD.
Dok , setelah saya lahir secar langsung pasang iud 10thn. Gejala nya seperti diatas sakit haid yang melilit sampai darah haid banyak sekali 3jam sekali harus ganti pembalut, itu terjadi selang awal haid Hari ke 2-4 jadi 2/3 Hari merasakan sakit& darah banyak , apakah tidak apa apa kalau tidak di periksa? Karena jadwal dokterspesialis selalu bentrok dngn jadwal saya ?