TULISAN 93. HAMIL RESIKO TINGGI WAJIB KONTROL RUTIN KE DOKTER KANDUNGAN

Saya ingin menyampaikan faktor-faktor resiko apa saja yang menyebabkan kehamilan wanita digolongkan sebagai kehamilan resiko tinggi. Saya mengambil contoh dari faktor-faktor resiko dalam kartu skor Poedji Rochyati dan saya memberikan tambahan faktor resiko berdasarkan pengalaman saya di lapangan dan dari berbagai sumber. Bila ibu-ibu hamil kiuttters memiliki salah satu dari faktor-faktor dibawah ini maka ibu-ibu hamil kiuttters masuk dalam kehamilan resiko tinggi (kehamilan dengan suatu masalah).

  1. Hamil pertama ≤16 Tahun (terlalu muda)
  2. Hamil pertama ≥35 Tahun (terlalu tua)
  3. Terlalu lambat hamil pertama padahal sudah kawin ≥4 Tahun
  4. Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun
  5. Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun
  6. Terlalu banyak anak, 4 atau lebih
  7. Terlalu tua umur ≥ 35 Tahungugur
  8. Terlalu pendek ≤145 cm
  9. Pernah mengalami kegagalan dalam kehamilan, misalnya pernah keguguran, hamil luar kandungan, pernah lahir premature terus bayinya meninggal, kehamilan kosong atau BO, dll.
  10. Pernah melahirkan normal tetapi dengan bantuan alat, misalnya tang forceps atau vakuum. Pada ibu melahirkan yang pernah dirogoh ari-arinya atau istilah made in dokter cucuk kiuttt hello kitty adalah ari-ari dijemput ke dalam maka juga masuk kategori kehamilan resiko tinggi.
  11. Ibu hamil yang saat melahirkan mesti dibantu dengan induksi persalinan atau saat melahirkan sempat ditambah darah akibat perdarahan maka masuk dalam kategori kehamilan resiko tinggi.
  12. Pernah operasi sesar, pernah operasi tumor rahim, pernah diikat mulut rahimnya untuk mencegah kelemahan rahim, dll.
  13. Ada tumor kandungan, kista atau myoma.
  14. Penyakit pada ibu hamil, antara lain Kurang Darah (anemia), Malaria, penyakit paru, TBC Paru, penyakit jantung, Payah Jantung, Kencing Manis (Diabetes), thyroid, Penyakit Menular Seksual, tekanan darah tinggi, epilepsi, asthma, dll.
  15. Bila ibu hamil kiuttters mengalami bengkak pada muka / tungkai/ perut/ jari tangan apalagi bila disertai tekanan darah tinggi atau sakit kepala atau mata kabur atau mual muntah dadakan padahal sudah hamil lebih dari 5 bulan maka harus segera ke UGD rumah sakit terdekat.
  16. Hamil kembar
  17. Ada masalah dengan ketuban misalnya kembar air atau bisa juga kekurangan cairan ketuban. Bila mengalami ketuban pecah sebelum waktunya maka dapat dimasukkan ke dalam kategori kehamilan resiko tinggi karena terdapat resiko infeksi terhadap ibu dan janinnya, tidak jarang menyebabkan kematian pada janin karena tali pusatnya keluar mendahului janin atau janinnya terjepit karena ketuban habis/ sedikit/ kering.
  18. Janin mati dalam kandungan, dapat juga janin lahir mati saat proses kelahiran
  19. Kehamilan lebih bulan, kehamilan yang lewat tanggalnya bahkan sampai ketuaan. Seringkali ibu hamil datang saat kehamilan sudah 9 bulan dan tanya ke dokter kandungan kapan perkiraan lahirnya. Bisa sihhh tetapi alangkah baiknya bila USG dokter kandungan dilakukan sejak kehamilan muda, bisa dimulai sejak merasa telat 2 bulan atau bila test hamil positif. Sehingga bila ada masalah dokter kandungan dapat berupaya melakukan antisipasi dini. USG tidak hanya untuk mengetahui umur kehamilan, tetapi banyak hal yang dapat diamati oleh dokter kandungan.
  20. Letak sungsang, Letak Lintang
  21. Perdarahan dalam kehamilan ini
  22. Preeklampsia/kejang-kejang = keracunan kehamilan
  23. Janin dicurigai kecil atau mengalami gangguan pertumbuhan
  24. kelainan darah (seringkali pada ibu-ibu yang memiliki golongan darah berbeda daripada wanita indonesia pada umumnya). Juga kalian darah lainnya seperti thalasemia, kanker darah, penurunan kadar trombosit, dll.
  25. Ari-ari menutup jalan lahir atau dekat dengan jalan lahir bahkan ada yang sampai lepas.

Pada ibu hamil kiuttters yang tidak memiliki faktor resiko diluar ketentuan di atas maka sangat boleh untuk melakukan pemeriksaan kehamilan bahkan melahirkan di klinik atau puskesmas atau bidan praktek swasta. Tetapi bila ibu hamil kiuttters memiliki faktor resiko seperti di atas maka sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan melahirkan di rumah sakit. Lebih baik kita mencegah daripada mengobati.

Pada ibu-ibu hamil kiuttters yang memiliki BPJS, belum tentu BPJS-nya setuju untuk membiarkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan di rumah sakit… adapun alasannya saya tidak tahu. Kalo ibu hamil terpaksa harus membayar saat melakukan pemeriksaan kehamilan (bila klinik atau petugas kesehatan tidak bisa atau tidak terima layanan BPJS ) maka jauh lebih baik melakukan pemeriksaan kehamilan di rumah sakit/ dokter kandungan.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh ibu hamil kiuttters dalam ikhtiar untuk meningkatkan kesehatan kehamilan antara lain:

  1. Kontrol kehamilan secara teratur. Dokter kandungan akan melakukan monitor terhadap perkembangan dan pertumbuhan kehamilan sejak test hamil ibu positif/ garisnya ada 2. Bila dirasakan perlu bahkan dokter kandungan dapat merujuk ibu hamil ke rumah sakit lain yang fasilitasnya lebih lengkap.
  2. Makanlah makanan yang sehat dan baik saja. Jangan lupa multivitamin kehamilan diminum.
  3. Kendalikan kenaikan berat badan selama hamil. Jangan sampai melebihi 17 kg selama hamil. Tapiiii jangan dijadikan alasan untuk malas makan. Kurangi nasi gak apa-apa tetapi banyakin makan ikan, ayam, dendeng, tahu, tempe, sayuran, dll.
  4. Hindari pantangan kehamilan misalnya minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, rokok, kemenyan, ngisep lem, dll.

Pada kehamilan resiko tinggi, dokter kandungan akan makin rempong melakukan berbagai pemeriksaan antara lain USG jadi makin detil alias makin lama, tes lab bolak balik, rekam jantung janin, bahkan di rumah sakit tipe A seperti di Bandung (RS Hassan Sadikin) mungkin saja dilakukan pengambilan contoh ketuban, pemeriksaan kromosom, dan lain-lain.

Ada beberapa hal diluar kategori diatas yang mengharuskan ibu hamil segera datang ke UGD rumah sakit atau dokter kandungan, antara lain:

  1. Perdarahan jalan lahir
  2. Sakit kepala menetap yang sulit hilang dengan obat-obatan.
  3. Nyeri perut bawah
  4. Kontraksi atau mules
  5. Gerakan janin dalam kandungan terasa berkurang daripada biasanya.
  6. Bolak balik pipis apalagi bila disertai dengan nyeri atau kencing darah atau kencing batu.
  7. Mata kok tambah lama tambah kabur
  8. Keluar cairan dari vagina, bisa keputihan atau mungkin itu merupakan ketuban yang merembes keluar.