TULISAN 31. LUKA OPERASIKU BASAH

Mungkin kita pernah mengalami peristiwa infeksi pada bekas luka operasi. Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna yaitu adanya kulit manusia. Kulit ini berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh untuk mencegah terjadinya infeksi. Tetapi apakah yang terjadi bila kulit kita terluka ? baik karena irisan pisau saat operasi, terjatuh dari sepeda, lecet akibat sepatu, dan lain-lain… semua hal tersebut dimana kondisi kulit sudah berubah dari aslinya maka sangat beresiko untuk menimbulkan infeksi karena berarti benteng pertahanan tubuh sudah koyak atau sudah terbuka.

Saat ini kebetulan saya memperoleh ide untuk membahas infeksi pada luka bekas operasi. Makanya ayo gabung di grup ibu hamil kiuttt hello kitty supaya memperoleh pengetahuan di seputar kehamilan, persalinan (operasi sesar ataupun lahiran normal) dan masa-masa nifas serta menyusui. Prinsip operasi adalah melakukan upaya pertolongan terhadap pasien. Persiapan operasi adalah berusaha untuk meminimalkan resiko terhadap pasien dengan kondisi seoptimal mungkin. Kamar operasi adalah tempat yang paling bersih dan paling steril di dalam wilayah rumah sakit.

Setiap petugas rumah sakit akan melakukan berbagai upaya sangat ketat untuk mencegah timbulnya infeksi pada pasien yang dioperasi. Tidak semua orang boleh masuk kamar operasi. Harus menggunakan pakaian khusus dan alas kaki khusus kamar operasi. Tapi… tetap saja resiko infeksi selalu mengincar pasien. Kok bisa ? ya. Karena kulitnya sudah tidak utuh lagi alias bekas diiris pisau operasi sehingga sangat mungkin untuk dimasuki oleh kuman kapan saja dan dimana saja.

Infeksi pada bekas operasi dikenal dengan sebutan SURGICAL SITE INFECTIONS atau dalam bahasa sunda disebut dengan INFEKSI LUKA OPERASI. Memangnya berapa persen sih kemungkinan untuk terjadinya infeksi pada bekas operasi ? 1-3% pasien yang dilakukan operasi akan mengalami infeksi karena tidak mungkin manusia bisa 100% mencegah kuman untuk masuk ke dalam tubuh. Artinya bila ada 100 orang yang menjalani operasi maka akan terdapat 1-3 orang yang mengalami infeksi. Itu hasil penelitian di luar negeri (Amerika Serikat) dimana beda alam beda cuaca dengan Indonesia. Kalo di negara tropis (2 musim ) seperti di indonesia maka angkanya mesti lebih tinggi karena kumannya akan lebih banyak sebab kelembaban udaranya juga tinggi.

Infeksi pada luka operasi biasanya terjadi dalam 30 hari pertama pasca operasi. Semakin lama maka kemungkinan infeksi akan makin kecil. Center for Desease Control di Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap infeksi luka operasi dan menemukan bahwa terdapat 3 jenis infeksi luka operasi yaitu antara lain:

  1. Superficial incisional SSI (infeksi pada bagian kulit s/d lemak saja).
  2. Deep incisional SSI (infeksi pada bagian otot dan jaringan tubuh sekitar otot).
  3. Organ/ space SSI (infeksi yang mengenai jaringan selain kulit, lemak, otot, dan jaringan sekitar otot). Pada infeksi jenis ini dapat mengenai jaringan berada jauh dibawah otot bahkan termasuk jaringan disekitar organ tempat operasi. Misalnya operasi sesar yang dioperasi adalah rahim tapi mungkin saja ususnya ikutan infeksi, atau lemak perut dalam ikutan infeksi, dan lain-lain.

Apa saja sih gejala dan tanda kemungkinan terjadinya infeksi pada luka operasi ? Infeksi luka operasi apapun dapat menyebabkan gejala dan tanda yang mungkin sama yaitu merah pada bekas lukanya, sembuhnya lama, demam tinggi, nyeri banget pada bekas luka operasi, kalo disentuh terasa panas/ hangat pada tempat operasinya, terasa lembek/ becek, bengkak, dan ditemukan adanya nanah.

Apa sih penyebab luka bisa infeksi setelah operasi ? Lalu faktor resiko apa saja yang memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi pada luka bekas operasi ?

Infeksi pada luka operasi disebabkan oleh kuman. Kuman yang paling sering menimbulkan infeksi pada luka operasi adalah bakteri stafilokokus, bakteri streptokokus, dan bakteri pseudomonas. Darimana asal datangnya kuman tersebut ? sebagian besar kuman (90%) berasal dari kulit tubuh pasien, dapat pula kuman yang terbang di udara, dan bisa juga walopun sangat sangat jarang berasal dari peralatan yang digunakan untuk menolong pasien. Dulu kasus infeksi sangat banyak karena pasien banyak berobat di luar rumah sakit, padahal tingkat sterilitas peralatan di rumah sakit sangat tinggi.

Kuman itu sifatnya seperti manusia, suka berjalan-jalan dan berusaha untuk meraih kenikmatan. Nah… bau amis dari darah bekas operasi, bau amis dari cairan lemak tubuh, dan lain-lain itu sangat digemari oleh kuman sehingga kuman berusaha untuk masuk ke dalam tempat dimana kulitnya sudah tidak utuh (bekas irisan saat operasi). Ukuran kuman sangat kecil dan tidak bisa dilihat oleh mata sehingga serapat-rapatnya bekas irisan itu dijahit maka kuman tetap bisa masuk. Sehingga upaya dari pihak dokter dan pasien adalah hanya untuk meminimalkan terjadinya infeksi, tetapi perlu diingat bahwa upaya tersebut tidak bisa mencegah 100%.

Faktor resiko untuk terjadinya infeksi sebetulnya juga tergantung dari jenis operasinya, walopun tidak 100% selalu demikian. Ada beberapa jenis/ golongan operasi di dalam dunia kedokteran, antara lain:

  1. Operasi bersih (clean surgery). Operasi ini dilakukan dengan tidak melibatkan organ dalam tubuh manusia, tidak melibatkan saluran nafas, tidak melibatkan usus, tidak melibatkan lambung, tidak melibatkan rahim, tidak melibatkan kandung kencing, hmmm… pokoknya tidak ada organ dalam tubuh manusia yang terlibat, murni hanya di kulit saja. Tempat operasinya tidak mengalami infeksi, tidak ada infeksi didekat luka operasi, dan pasien sedang tidak mengalami sakit infeksi apapun. Pada saat operasi tidak menyebabkan daerah yang sudah steril rawan terkontaminasi kuman. Operasinya tidak emergensi. Semua operasi bersih pasti dilakukan secara terjadwal (tidak emergensi), tetapi tidak semua operasi elektif (terjadwal) adalah operasi bersih.
  2. Operasi bersih terkontaminasi (clean contaminated surgery). Pada saat dilakukan operasi, daerah operasi bukan merupakan daerah yang terinfeksi tetapi operasinya melibatkan organ jaringan tubuh bagian dalam, operasi melibatkan bagian saluran nafas, operasi melibatkan bagian rahim, melibatkan usus, melibatkan lambung, melibatkan saluran kencing, dan lain-lain. Pada operasi jenis ini, daerah operasi sangat mungkin terkontaminasi oleh kuman karena sangat berdekatan atau berhubungan dengan daerah yang tidak dioperasi tetapi memiliki banyak kuman disana. Contohnya operasi menjahit kandung kencing. Pada kandung kencing terdapat kuman. Nah begitu kandung kencing di iris oleh dokter maka kuman tersebut bergembira ria karena kuman memiliki celah walopun sebesar ujung jarum untuk masuk ke dalam rongga perut. Bila kumannya agresif bin korak bin preman maka kuman tersebut langsung nembus maksa masuk ke dalam rongga perut dan menimbulkan infeksi. Contoh lagi misalnya operasi sesar. Begitu rahim diiris maka kuman-kuman yang ada di dalam vagina akan jingkrak-jingkrak kegirangan karena dapat celah untuk masuk ke dalam rahim dan ke dalam rongga perut sehingga dapat menimbulkan infeksi. Apalagi lagi tempat operasi akan terkontaminasi oleh cairan ketuban bayi sehingga resiko untuk infeksi akan makin tinggi. Contoh lagi pada ibu hamil yang melahirkan normal. Begitu vagina luarnya di gunting untuk memudahkan bayi untuk lahir maka kuman-kuman vampir yang ada di vagina mencium bau darah segarrrrdan berbondong-bondong menyerbu daerah tersebut. Contoh lagi pada saat operasi usus buntu. Begitu usus buntu dipotong maka kuman-kuman dalam usus langsung lari pontang panting menuju tempat yang dipotong tersebut karena dapat kesempatan untuk nembus ke dalam perut. Ini baru kuman yang dekat daerah operasi, belum lagi kuman yang ada di kulit manusia. Walopun sudah mandi 100x tetap saja tidak bisa steril 100%. Alat operasi yang diseteril dengan tekanan uap api super tinggi dan dibakar saja yang bisa 100%, tapi masak tubuh manusia mau dibakar ? ntar bisa-bisa tumornya kembali ke alam baka, orang yang punya tumor ikutan balik ke alam baka nemenin tumornya.
  3. Operasi terkontaminasi (contaminated surgery). Operasi ini dilakukan pada organ tubuh bagian dalam yang sedang mengalam infeksi, pada kulit yang infeksi, pada usus yang infeksi, pada saluran nafas yang infeksi, pada ginjal yang infeksi, pada rahim yang infeksi, dan lain lain.
  4. Operasi kotor (dirty surgery). Operasi ini dilakukan pada daerah yang sungguh-sungguh tercemar kuman. Misalnya operasi patah tulang dengan tulang diluar, operasi kecelakaaan ditubruk pesawat terbang, dan lain-lain.

Walopun penggolongan jenis operasi juga termasuk dalam faktor resiko terjadinya infeksi tetapi tetap saja sangat sulit untuk menentukan apa sih kira-kira yang menjadi sebab infeksi pada suatu operasi. Kondisi yang ditemukan pada saat operasi dapat merubah golongan operasi dari golongan operasi bersih menjadi golongan operasi bersih terkontaminasi dan seterusnya. Yang pasti adalah adanya luka sehingga ada celah bagi kuman untuk masuk ke dalam tubuh kita. Dan kuman sangat senang untuk tumbuh dalam darah, cairan lemak, cairan tubuh lainnya, dan berlanjut untuk tumbuh berkembang biak di daerah tersebut.

Faktor resiko lain yang juga memungkinkan untuk terjadinya infeksi antara lain:

  1. Operasinya sulit dan lama, biasanya lebih dari 2 jam.
  2. Punya penyakit pada saat operasi. Misalnya sedang flu, sedang sakit saluran kencing, sedang sakit paru-paru, sakit kanker, dan lain-lain.
  3. Usianya sudah diatas 35 tahun.
  4. Gemuk/ obesitas. Kalo lemaknya tebal maka produksi cairan lemaknya mesti banyak sehingga lukanya basah terus.
  5. Merokok/ lingkungannya banyak asap rokok
  6. Sistem pertahanan tubuh yang menurun, bisa diakibatkan oleh kelelahan, kurang tidur, stress, pikiran, dan lain-lain.
  7. Punya kencing manis (diabetes mellitus)
  8. Operasi darurat
  9. Semua operasi pada daerah perut dan atau dada.

Bahan-bahan yang dipakai untuk operasi juga bisa menimbulkan reaksi berlebihan oleh tubuh. Misalnya benang operasi. Benang operasi itu dibuat dari protein hewan yang diberikan bahan kimia lalu diproses di pabrik sehingga mejadi benang. Nah berarti benang adalah benda asing dalam tubuh kita. Bila tubuh kita menolak benang tersebut maka akan terjadi reaksi oleh tubuh, bisa keluar cairan, bisa lukanya terbuka, bisa alergi, dan lain-lain.

Bagaimana cara mengurangi resiko infeksi pada tempat operasi ketika kita sedang di rumah ? prinsipnya adalah cuci tangan sesering mungkin. Pada saat membersihkan luka operasi maka suami mesti cuci tangan sebelum merawat luka dan setelah merawat luka. Luka operasi jangan dipegang tanpa kassa steril atau sarung tangan steril. Lebih baik lagi jangan dipegang-pegang kecuali oleh bidan atau dokter. Bila punya kencing manis maka kadar gula darahnya harus normal. Bila gemuk maka harus lebih aktif membersihkan.

Jangan cemas, jangan kuatir, dan jangan panik karena tidak semua infeksi luka operasi harus dijahit ulang walopun lukanya terbuka ataupun bolong. Pakaian kita harus benar-benar bersih dan rajin ganti softex dan atau ganti pakaian dalam. Baju diganti 2x/ sehari. Kalo ada rasa nyeri atau demam atau keluar nanah atau keluar cairan kuning atau keluar darah maka segera kontrol ke dokter.

Sebagian besar luka infeksi pada bekas operasi dapat diobati menggunakan antibiotika. Kadang-kadang dibutuhkan operasi ulang untuk merawat luka yang terinfeksi misalnya untuk mengalirkan nanah, untuk mengangkat bagian tubuh yang infeksi, untuk mengikat pembuluh darah yang bandel (kadang-kadang pembuluh darah itu diikat dikiri, terus pindah cari jalan ke kanan. Hal ini karena pembuluh darah itu saling bercabang/ terhubung), bahkan kadang-kadang pula luka operasi memang harus dibiarkan terbuka supaya lebih mudah untuk membasmi kuman dan supaya tidak menimbulkan penumpukan kuman.

 

 

 

 

2 thoughts on “TULISAN 31. LUKA OPERASIKU BASAH”

  1. Assalamualaikum dok
    Saya pasien dokter yang melakukan operasi Caesar di solo kemarin 14 Januari, sesuai rekomendasi dokter juga
    Saat ini masih ada rasa sengkring2 pada luka bekas Caesar, apakah normal ? Waktu itu pernah tanya ke dokternya katanya ga papa Bu terus gerak saja. Terus saat ini ada benang yg keluar dr perut, bagaimana dok ? Mohon pencerahannya. Terima kasih

    1. oh my goooodddd….. oh noooooo….
      sante aja bunda… kalo nongol ya gunting saja lalu kasih betadine.

Comments are closed.