TULISAN 105. PLACENTA AKRETA… NYAWA IBU HAMIL TARUHANNYA…

Plasenta biasanya menempel pada dinding rahim, namun ada kondisi tertentu di mana plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisi ini dikenal sebagai plasenta akreta, plasenta inkreta, atau plasenta percreta, tergantung pada tingkat keparahan dan kedalaman masuknya plasenta ke dinding rahim. Sekitar 1 dari 2.500 kehamilan mengalami plasenta akreta, increta atau percreta.

Penyebab pasti untuk terjadinya plasenta akreta tidak diketahui hingga saat ini, tetapi diduga placenta akreta terdapat kaitannya dengan plasenta previa pada kehamilan saat ini. Placenta akreta juga diduga ada hubungan dengan kelahiran melalui operasi sesar pada hamil sebelumnya. Plasenta akreta sering terjadi pada wanita hamil dengan placenta previa dan secara studi epidemiologi kira-kira 5 – 10% wanita dengan plasenta previa akan mengalami placenta akreta. Artinya dari 10 kelahiran pada wanita hamil dengan placenta previa maka akan ada 1 placenta akreta. Baca postingan saya tentang placenta previa http://www.cucuk-spog.com/?p=51

Persalinan caesar diduga meningkatkan kemungkinan plasenta akreta di masa depan, dan semakin sering lahiran dengan operasi sesar maka akan semakin besar kemungkinan mengalami placenta akreta.

APA RISIKO PLASENTA AKRETA UNTUK BAYI ?

Pada kasus ibu hamil dengan placenta akreta maka seringkali keputusan klinis harus segera dibuat oleh dokter kandungan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan ibu hamil dan sedapat mungkin bila kondisi mengijinkan juga mempertimbangkan janin dalam kandungan. Persalinan prematur dan komplikasi akibat prematur adalah perhatian utama para dokter anak untuk bayi. Pada kasus kehamilan dengan placenta previa maka dapat terjadi perdarahan pada kehamilan trimester 3 (diatas 28 minggu), dan bila ternyata dari hasil kontrol teratur ke dokter kandungan sejak awal kehamilan dicurigai ada placenta akreta pada kasus placenta previa maka perdarahan akibat placenta previa tersebut akan menyebabkan terjadinya operasi darurat pada usia kehamilan prematur dan operasi tersebut merupakan operasi yang sangat beresiko tinggi bila ternyata benar adanya placenta akreta yang menyertai placenta previa. Bila kondisi masih memungkinkan maka sedapat mungkin dokter kandungan akan mempertahankan kehamilan untuk menghindari operasi darurat dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kondisi darurat dimasa datang, termasuk mempersiapkan janin dengan cara diberikan obat-obatan melalui infus ke ibu hamil untuk memperkuat parau-paru janin sehingga bila terpaksa harus lahir prematur karena emergensi diharapkan bayinya kuat untuk nangis, kuat jantung bayinya, dan kuat nafasnya.

APA RISIKO PLASENTA AKRETA KEPADA IBU ?

Plasenta akreta biasanya sulit dilepaskan dari dinding rahim. Perhatian utama bagi ibu hamil saat operasi sesar yang mengalami placenta akreta adalah pendarahan yang sangat mungkin terjadi (99% terjadi) selama dokter kandungan berupaya manual untuk melepaskan plasenta dari dinding rahim. Pendarahan ini sifatnya sangat hebat dan sangat mengancam jiwa (dapat menimbulkan kematian di meja operasi akibat perdarahan). Belum lagi saat terjadinya perdarahan pada placenta akreta dapat menyebabkan kerusakan pada rahim dan organ tubuh lain akibat upaya dokter kandungan dalam menyelamatkan nyawa ibu hamil karena berdasarkan banyak pertimbangan yaitu antara lain kerusakan organ tubuh lain tidak menyebabkan mati seketika tetapi perdarahan dapat menyebabkan kematian saat itu juga. Target utama adalah hentikan perdarahan, lakukan apapun demi menghentikan perdarahan demi menyelamatkan nyawa ibu melahirkan. Seringkali dokter kandungan melakukan tindakan operasi angkat kandungan darurat secepat-cepatnya demi menghentikan perdarahan yang jumlahnya lebih dari 600cc (setengah liter) per menit.

Coba bayangkan ! sedemikian hebat dan tegang pekerjaan seorang dokter kandungan serta betapa berhutang budinya seluruh keluarga ibu hamil terhadap dokter kandungan yaitu saat kondisi persalinan yang aman apalagi saat kondisi persalinan membutuhkan tindakan emergensi/ gawat darurat. Ingat ya… dokter kandungan bukanlah Tuhan, segala yang dilakukannya adalah upaya / ikhtiar / usaha… tidak ada jaminan berhasil… kalo gagal bukanlah suatu malpraktek… itu karena keterbatasannya sebagai manusia biasa… karena tidak ada satupun kasus kedokteran yang perdarahannya sehebat perdarahan pada saat melahirkan. Tapi ironisnya… di negara Indonesia ini dokter kandungan adalah bidang yang kurang dihargai dan kurang didukung oleh pemerintah, buktinya biaya pertolongan terhadap pasien BPJS yang hamil sangat kecil sehingga dokter kandungan hanya bisa bekerja menolong ibu hamil dengan kondisi yang sangat terbatas.

APA PENGOBATAN UNTUK PLASENTA AKRETA ?

Tidak ada yang dapat dilakukan wanita hamil untuk mencegah terjadinya plasenta akreta. Kontrol teratur pada setiap kehamilan yang masuk kategori kehamilan resiko tinggi pada dokter kandungan merupakan upaya untuk mengurangi resiko kehamilan dan persalinan, walopun tidak mungkin 100%. Jika wanita hamil telah didiagnosis dengan kemungkinan plasenta akreta oleh dokter kandungan, maka dokter kandungan akan memantau kehamilan dengan tujuan menjadwalkan rujukan ke RS tipe A dan akan mempersiapkan ibu hamil sebelum menjalani operasi yang diharapkan mungkin dapat menyelamatkan rahim (tidak sampe angkat kandungan) di RS tipe A. Kalo di Jawa Barat adalah di RS Hassan Sadikin Bandung. Seringkali kondisi plasenta akreta cukup parah sehingga diperlukan operasi angkat kandungan (histerektomi) dan mungkin dengan sangat terpaksa akan merusak organ dalam perut yang lain akibat operasi penyelamatan nyawa ibu hamil.

Apakah dokter cucuk pernah mengalami kasus placenta akreta ? jawabnya adalah pernah dan sungguh membuat trauma dokter kandungan ketika melihat perdarahan yang begitu hebat. Dokter kandungan itu adalah dokter yang cuman bisa mikir 1 detik ketika terjadi kasus perdarahan. Itu baru kasus placenta akreta, belum kasus emergensi lainnya. Makanya saya selalu sampaikan pada semua pasien saya yang hamil, yaitu:

  1. Kerjakan sedekah harian selama hamil dan selama program hamil. Minta pertolongan, kelancaran, kemudahan, dan keselamatan pada Allah SWT.
  2. Kontrol kehamilan secara teratur ke dokter kandungan.
  3. Rajin bertanya ketika kontrol.
  4. Perut jangan dipijat-pijat di paraji, baik saat hamil maupun setelah melahirkan.
  5. Diet makanan bergizi, tanpa pantangan makanan.