SAYA SUDAH MENIKAH, TAPI BELUM HAMIL.

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalua pasangan yang ingin punya anak itu telah dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.

Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat syarat berikut :

  • Pasangan tersebut berkeinginan memiliki anak
  • Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapatkan kehamilan
  • Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya
  • Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom, obat obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan

Hal hal yang penting dalam berhasil atau tidaknya pengobatan infertilitas antara lain:

  • Ketepatan diagnosis penyebab infertilitas
  • Kondisi penyakit yang menjadi penyebab infertilitas
  • Usia pasien
  • Ketepatan metode pengobatan
  • Kepatuhan pasien dalam berobat

Faktor dan Penyebab Infertilitas

  • Umur

Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-2 atau ke-3.

  • Lama Infertilitas

Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalah infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.

  • Stres

Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang memengaruhi pengaturan hormon reproduksi.

  • Lingkungan

Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat memengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.

  • Hubungan Seksual

Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya tidak pada masa subur.

  • Frekuensi

Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan yang sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.

  • Posisi

Infertilitas dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas, yaitu dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah masuknya penis ke vagina se- hingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang “menunggu” di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan infertilitas. Penetrasi yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.

  • Masa Subur

Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubung an seksual wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur (tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa ter- sebut disebut masa subur.

  • Kondisi Reproduksi Wanita

Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita penyebab infer- tilitas adalah endometriosis dan infeksi panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih jarang kejadiannya adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran telur tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat).

Gangguan pada wanita:

  1. Masalah vagina

Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian adalah ada- nya sumbatan atau peradangan. Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan sumbatan anatomik dapat karena bawaan atau perolehan.

  • Masalah serviks

Masalah serviks yang berpotensi mengakibatkan fertilitas adalah terdapat berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan seperti ter jadi cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, pe- radangan dan sineksia.

  • Masalah uterus

Masalah penyebab infertilitas yang dapat terjadi di uterus adalah distorsia kavum uteri karena sineksia, mioma atau polip, peradangan endometrium, dan gangguan kontraksiuterus

  • Kondisi Reproduksi Pria

Sperma berasal dari kata spermatozoa, yaitu sel kelamin jantan yang memiliki bulu cambuk. Bentuk sperma mirip kecebong. Sperma dihasilkan oleh testis. Cairan nutrisi sperma berupa cairan putih, kental, dan berbau khas yang disebut semen. Proses pengeluaran semen dan sperma disebut ejakulasi, sehingga cairannya disebut juga dengan cairan ejakulat. Sperma membawa sifat dari bapak, yang nantinya akan bertemu dengan sel telur yang membawa sifat dari ibu. Oleh karena itu, kualitas sperma dan sel telur yang baik menjadi faktor penting dalam kehamilan.

Gangguan yang terjadi pada pria:

  1. Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)

Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH.Kedua hormon tersebut memengaruhi testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibat- nya produksi sperma dapat terganggu.Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan terapi hormon..

  • Gangguan didaerah testis (testicular)

Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gang- guan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi ter- ganggu.

  • Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)

Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penye- babnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit, seperti tuberkulosis (Tb).