TULISAN 39. KATA DOKTER, SAYA MESTI DI KURET

KURET PADA WANITA

Seringkali kita mendengar bahwa wanita yang mengalami keguguran harus dikuret. Sebetulnya apa sih kuret itu ? apakah menyeramkan ? apakah sakit ? samakah dengan operasi ? okelah dokter cucuk yang kiuttt akan mencoba untuk menjelaskan dengan bahasa yang sederhana kepada ibu-ibu sekalian di seantero nusantara.
Kuret atau yang banyak dikenal dengan dilatasi dan kuret (kita singkat dengan DC) adalah tindakan kedokteran yang bertujuan untuk membuka mulut Rahim kemudian memasukkan alat kuret ke dalam Rahim dengan tujuan untuk mengambil jaringan yang berada di dalam rahim.
Kenapa kok mesti dikuret ? kuret seringkali dikerjakan pada wanita yang mengalami perdarahan hebat pada gangguan haid, dikenal dengan istilah abnormal uterine bleeding dengan tujuan untuk mengambil sampel jaringan dalam rahim guna pemeriksaan laboratorium untuk melihat apakah terdapat keganasan atau tidak, sifat sel rahim mengalami kelainan atau tidak, dan masih banyak lagi. Bahkan seringkali kuret dapat menghentikan perdarahan pula utamanya pada kasus keguguran. Bahkan di rumah sakit yang canggih seperti RS Hassan Sadikin atau RS Cipto Mangunkusumo mungkin bisa juga untuk membantu tindakan histeroskopi yaitu melakukan teropong dalam Rahim. Hebat kan Indonesia ? Bangga donk sebagai anak bangsa Indonesia.
Dokter akan melakukan persiapan sebelum tindakan kuret dilakukan. Seringkali dokter akan memasang alat untuk membuka mulut Rahim secara perlahan, dalam hal ini menggunakan laminaria. Bahkan ada juga yang memakai busi kedokteran untuk membuka lebih cepat. Pemberian obat-obatan tertentu juga digunakan untuk membantu mempercepat pembukaan mulut Rahim. Laminaria akan bekerja dengan cara menyerap cairan di mulut Rahim sehingga laminaria akan membengkak sehingga akan membuka perlahan mulut Rahim. Setelah mulut Rahim terbuka maka dokter akan mudah memasukkan sendok kuret ke dalam Rahim. Dokter spesialis bius akan melakukan pembiusan pada saat ibu-ibu menjalani kuret.
Saat dikuret, ibu-ibu akan berada dalam sikap seperti mau melahirkan yaitu posisi paha terbuka kemudian ibu akan dibius dan dokter mulai memasukkan speculum atau pembuka vagina untuk mencari mulut Rahim. Setelah ketemu mulut Rahim, maka akan dilakukan pengambilan dilatator (laminaria) untuk memudahkan memasukkan sendok kuret dan proses kuret langsung dilakukan. Sendok kuret itu ada 2 macam yaitu yang biasa berupa besi berlobang dan yang berbentuk sedot. Semua bisa digunakan.
Apakah kuret beresiko ? untuk dipahami bahwa tidak ada satupun tindakan kedokteran yang tanpa resiko. Sama seperti halnya ibu-ibu sudah tau resiko hamil itu antara lain perdarahan, tetapi kenapa kok tetap mau hamil ? sudah tau resiko naik motor itu jatuh, kenapa kok naik motor ? semua tentu berangkat dengan niat yang baik, semoga Allah SWT membalas pula dengan kebaikan. Hidup mati manusia tidak bisa lepas dari takdir. Sama-sama makan nasi putih, tapi kenapa ketika lahir ada yang kulitnya hitam, putih, kuning, orange, pink…lo lo lo emangnya ada ya wanita berkulit pink ?
Dokter tidak akan memaksakan kehendaknya kepada pasien, keputusan terbaik ada pada pasien atau keluarganya untuk menyatakan persetujuan tindakan kedokteran atau tidak. Pasien seringpula mengatakan “lakukan yang terbaik menurut dokter, dokter lebih tau” tetapi begitu ada komplikasi dengan enaknya bilang “dokter yang salah, dokter malpraktek”… sedih gak sih kalo digituin ? emangnya dokter pengen ada komplikasi ? manusia bukan mesin yang bisa dipakai mikir seharian sebelum ganti olie dan tipe mesin yang sama mesti sparepartnya juga sama, lah kalo mesin manusia mesti beda. Suami yang tidur seranjang bertahun-tahun saja gak ngerti perjalanan pembuluh darah isterinya, apalagi dokter yang baru kenal kemaren sore. Eh kok jadi curhattt… maap… maap… map… kita lanjutin lagi ya….
Resiko kuret antara lain adalah perdarahan, infeksi, luka tembus Rahim (bahasa kerennya perforasi). Bahkan pada beberapa kasus setelah kuret, dapat menyebabkan terbentuknya jaringat ikat pada dinding Rahim atau terbentuk perlekatan muka belakang dinding Rahim. Hal ini dikenal dengan istilah sindroma ashermann. Bila terjadi sindroma ashermann maka akan terjadi perubahan jumlah darah haid dan dapat menyebabkan infertilitas. Sindroma ashermann dapat disembuhkan dengan tindakan operasi. Resiko akibat pembiusan juga dapat terjadi. Istilahnya tidak ada hidup yang gratis tanpa resiko, semua ada resiko.
Setelah dilakukan kuret, ibu-ibu akan diperbolehkan pulang ke rumah keesokan harinya dan sebaiknya beristirahat di rumah selama 2-3 hari sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri yang timbul sesudah kuret biasanya ringan saja, bahkan gak terasa sama sekali. Setelah kuret ibu-ibu akan mengalami flek-flek atau perdarahan sedikit-sedikit untuk 1 minggu ke depan.
Apakah yang harus diwaspadai setelah kuret ? amati gejala-gejala berikut:
1. Nyeri hebat pada perut
2. Perdarahan yang banyak
3. Demam tinggi
4. Darah/ keputihan yang berbau busuk
Oh iya hamper lupa… siklus haid akan terganggu ya setelah kuret karena Rahim ibu membentuk dinding Rahim yang baru sehingga mesti siklus haidnya akan berubah tanggalnya. Selama Rahim masih dalam proses penyembuhan maka kemungkinan terjadinya infeksi sangat tinggi karena perlukaan pada dinding Rahim merupakan lokasi yang paling digemari oleh kuman-kuman vagina. Sehingga bila setelah kuret sebaiknya jangan memasukkan alat-alat apapun dan cairan pewangi vagina apapun, kalo berhubungan menurut saya lebih baik setelah masa nifasnya saja (42 hari) bila kuret keguguran. Khusus ibu-ibu yang kuretnya karena perdarahan rahim dan sang suami sudah kebelet loncat-loncat ya pakelah kondom.
Saya rasa cukup sekian ya…pesan saya:
1. Sedekah harian Rp 1000,-/ hari dengan semua niatan terbaik ibu-bapak
2. Jangan lupa di LIKE dan di SHARE supaya ibu-ibu yang lain juga memperoleh manfaat dari tulisan ini.
3. Doakan saya rajin upload artikel dan laptopnya gak ngadat lagi… he he he
4. Bila masih ada yang belum jelas, silakan bertanya pada DOKTER KANDUNGAN TERDEKAT yaaaaaa….
5. Nantikan postingan saya kembali 1x/ minggu…okelah kadang-kadang gak posting sama sekali, kadang-kadang 2-3x/ minggu.
6. Konsultasi hanya dilayani bila INBOX. Jgn menuh-menuhi wall.

2 thoughts on “TULISAN 39. KATA DOKTER, SAYA MESTI DI KURET”

  1. Terimakasih dokter….sya udah 2x kiret karena gangguan haid….tp blm pernah hamil sudah 10thn menikah…udah program 2x ke dokter kandungan tp blm ada hasil

Comments are closed.