
Ibu hamil kiuttter: assalamu’alaikum dokter cucuk yang kiuttt seperti power rangers… saya sedang sakit tipus nih… dikasih antibiotika oleh dokternya… apakah aman bagi kehamilan saya dok ?
Dokter cucuk: looo… katanya seperti hello kitty… kok jadi power rangers sekarang ? mesti abis nonton yaaa… di mana ? bioskop baru sebelah mall kan…. ayo ngaku !
Ibu hamil kiuttter: yoi dok… sedang ngidam jadi rita repulsa… he he he
Dokter cucuk: looo kok ngidamnya rita repulsa ? itu kan yang jadi penjahatnya…?! kok bukan ngidam jadi kimberly sihhh…? kan kimberly itu power rangers pink…. atau trini… power rangers yellow…
Ibu hamil: idiiiihhhh suka-suka kita lahhh… sebab wanita perlu di mengerti… (lagu.com)
Dokter cucuk: ibu hamil memang geje…
Ibu hamil kiuttter: geje tuh apaan dok ?
Dokter cucuk: ihhh dasar gak gaulll… geje tuh artinya GAK JELAS… hellooooo gak tinggal di gua kannnn ? he he he
Antibiotika merupakan obat-obatan yang sering diberikan pada manusia yang yang sedang menderita penyakit terutama infeksi, bahkan pada wanita hamil pun seringkali antibiotika diresepkan oleh dokter kandungan untuk mengobati wanita hamil yang sedang sakit. Dokter akan memberikan antibiotika bila dipandang perlu sehingga perlu diketahui oleh wanita hamil bahwa bila sedang sakit jangan mengobati diri sendiri atau berobat bukan pada dokter.
Ada antibiotika yang aman pada kehamilan dan ada juga yang tidak boleh diberikan selama hamil. Keamanan penggunaan antibiotika tergantung beberapa faktor antara lain jenis antibiotika, kapan diberikan antibiotika, berapa dosis yang diberikan dan berapa lama antibiotika harus diminum.
Beberapa antibiotika yang sering diresepkan oleh dokter dan dinyatakan aman pada kehamilan antara lain Amoxicillin, Ampicillin (penicillin), Clindamycin, Erythromycin, golongan cephalosporine, dan Nitrofurantoin. Beberapa antibiotika sebaiknya dihindari selama kehamilan seperti misalnya tetrasiklin karena dapat merusak hati/ liver wanita hamil dan memberikan warna pada gigi bayi kelak. Antibiotika cotrimoxazole juga sebaiknya dihindari pada kehamilan karena diduga…masih diduga… dapat menimbulkan kecacatan pada janin. Walopun secara penelitian belum terbukti secara langsung bahwa antibiotika cotrimoxazole dapat menimbulkan cacat pada janin (rusaknya sel darah merah janin), tetapi berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memastikan benar tidaknya.
Bila penyakit ibu hamil membutuhkan pengobatan menggunakan antibiotika maka dokter akan memberikan antibiotika yang paling aman dengan dosis terapi. Antibiotika pada kehamilan itu terbagi dalam 3 kelompok yaitu:
- Aman pada kehamilan
- Beresiko pada kehamilan (kalo beresiko itu artinya mungkin terjadi efek samping pada janin, mungkin juga tidak). Banyak dokter yang tidak mau memakai obat-obatan ini kecuali tidak ada pilihan lain. Itupun suami dan ibu hamil mesti memberikan persetujuan dulu.
- Gak jelas efeknya pada kehamilan, apakah efek buruk atau efek aman. Obat golongan ini termasuk kategori obat-obatan yang belum banyak informasi didapatkan selama ini mengenai efek sampingnya pada kehamilan sehingga penggunaannya mesti mempertimbangkan untung ruginya pada kehamilan. Biasanya dokter kandungan atau dokter penyakit dalam akan mengajak diskusi suami isteri untuk memberikan keputusan untuk menyetujui ataupun menolak pengobatan yang akan diberikan.
Pemberian antibiotika oleh dokter tergantung manfaat pemakaiannya bagi ibu hamil lebih besar daripada bila tidak digunakan, artinya janin dalam kandungannya mesti mengalah demi keselamatan ibunya. Karena bila ibu hamil tidak diobati maka bahaya terhadap kehamilan/ janin dalam kandungan lebih besar daripada mikirin resiko antibiotika yang belum jelas timbul atau tidak kelak.
Banyak obat-obatan yang dulu diperkirakan berbahaya bagi kehamilan ternyata setelah diteliti secara luas terbukti aman bagi kehamilan. Contohnya obat-obatan bagi keputihan. Yang perlu diingat adalah kecacatan janin tidak bisa disebabkan oleh 1 penyebab tunggal saja atau paparan tunggal saja, banyak faktor yang mempengaruhinya karena hidup itu bergelimang dengan polusi, asap kendaraan, asap rokok, asap pabrik, makanan tidak sehat, pengawet, dll. Yang penting dan tidak boleh lupa adalah selalu minum vitamin hamil yang mengandung asam folat untuk mencegah timbulnya kecacatan janin oleh sebab apapun.
Kalo gak mau resiko maka ya gak usah hamil dan jangan nyalahin orang lain bila resiko terjadi. Hidup itu penuh dengan resiko… makan nasi resikonya kenyang, lapar lagi, gak enak, keselak, dll… tapi apakah gara-gara itu kita gak makan nasi ? begitu pula dengan naik motor, berenang, dll. Semua ada resiko.
Oh iya hampir lupa, FDA (Food and Drugs Administration… hmmm… balai POM-nya Amerika Serikat)… gile benerrr nih negara… semuanya diurusin… beda banget sama negara kita… mudah-mudahan dalam 500 tahun ke depan negara kita bisa menyalip Amerika Serikat… aamiin. Lanjutin ya… sampe mana ya tadiii… emmm… oh iya… FDA itu membuat kategori obat-obatan itu menjadi 5 kategori yaitu:
Kategori A.
Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terbukti antibiotika berbahaya pada kehamilan trimester 1 dan bagi kehamilan trimester selanjutnya. Dan belum terbukti menimbulkan kecacatan pada janin.
Kategori B.
- Pada penelitian pada hewan, tidak terbukti menimbulkan masalah/ bahaya pada janin tetapi belum ada penelitian pada wanita hamil (emangnya ada wanita hamil mau jadi uji coba penelitian…? ogah lah yawwww).
- Pada penelitian pada hewan ada yang pernah melaporkan menimbulkan efek samping, tetapi ternyata tidak ditemukan dampak buruk pada wanita hamil yang menggunakan obat tersebut pada kehamilannya. Manusia kan bukan golongan hewan.
Kategori C.
- Pada penelitian pada hewan ada yang melaporkan bikin efek samping tetapi gak pernah diteliti pada wanita hamil.
- Belum ada penelitian pada hewan atau wanita hamil.
- Penggunaan obat-obatan ini lebih ditujukan untuk kepentingan ibu hamil daripada resikonya terhadap janin. Artinya keuntungan pengobatan bagi ibu hamil lebih utama daripada resikonya yang mungkin terjadi mungkin juga tidak.
Kategori D.
Terbukti menimbulkan efek samping pada hewan penelitian sehingga penggunaannya pada wanita hamil lebih mementingkan keselamatan dan kepentingan ibu hamil daripada resiko terhadap janin.
Kategori X.
Terbukti nyata menimbulkan masalah pada hewan ataupun manusia. Penggunaannya pun tidak menguntungkan ibu hamil dari segi apapun. Resiko pengobatan menggunakan obat ini pada wanita hamil lebih besar daripada keuntungannya. Pada zaman dulu obat-obatan kanker masuk kategori X tetapi jaman sekarang banyak obat-obatan kanker yang digunakan untuk mengobati ibu hamil yang terkena kanker sehingga obat kanker banyak yang dimasukkan ke dalam kategori D.