APA YANG DIMAKSUD DENGAN TRIPLE ATAU QUAD SCREENING ?
Triple screening mengukur jumlah tiga zat dalam darah wanita hamil yaitu alfa-fetoprotein (AFP), human chorionic gonadotropin (hCG), dan estriol (uE3). Ketika tes untuk hormon inhibin A ditambahkan maka disebut quad screening. Tes ini juga disebut tes triple atau tes quad serum ibu, expanded AFP test, tes AFP plus, atau multiple marker screening test.
Jumlah zat-zat ini dalam taubuh wanita hamil akan dapat membantu dokter Anda menemukan kemungkinan bahwa bayi Anda akan memiliki cacat lahir tertentu, seperti Down syndrome Down, spina bifida, atau anencephaly. Tetapi tetap harus disadari bahwa tes-tes ini tidak dapat menunjukkan dengan pasti 100% bahwa janin dalam kandungan akan memiliki cacat saat lahir. Wanita hamil akan membutuhkan tes diagnostik tambahan yang disebut amniosentesis untuk mencari tahu secara lebih pasti apakah ada masalah pada janin dalam kandungan. Triple screening/ quad screening biasanya akan dilakukan pada usia kehamilan 15 – 20 minggu.
Setiap zat hormon yang diuji dalam triple atau quad screening akan memberikan informasi yang berbeda tentang kemungkinan masalah. Gabungan dari hasil yang diperoleh hormon-hormon tersebut akan lebih memberikan informasi terbaik. Hormon-hormon apa saja yang akan diperiksa dalam triple/ quad screening ?
- Alpha-fetoprotein (AFP), yang dibuat oleh hati bayi.
- Human chorionic gonadotropin (hCG), hormon yang dibuat oleh plasenta.
- Estriol (uE3), suatu bentuk estrogen yang meningkat selama kehamilan. Ini diproduksi dalam jumlah besar oleh plasenta.
- Hormon inhibin A, protein yang dihasilkan oleh bayi dan plasenta.
Dokter Anda akan melihat kadar zat-zat ini bersama usia ibu hamil dan faktor-faktor lain – untuk melihat apakah janin dalam kandungan memiliki kemungkinan lebih tinggi daripada rata-rata untuk memiliki cacat/ idiot saat lahir.
APAKAH TRIPLE/ QUAD SCREENING AKURAT DALAM MENDETEKSI KELAINAN JANIN DALAM KANDUNGAN ?
Tes skrining menunjukkan adanya kemungkinan bahwa bayi memiliki cacat lahir tertentu. Tes triple dan quad benar menemukan kemungkinan adanya cacat tabung saraf (neural tube defect), seperti spina bifida, dengan keakuratan 80% dan untuk deteksi anencephaly (gak punya tempurung kepala) sekitar 90% akurat. Dalam hal ini berarti masih ada kemungkinan 20% atau 10% tidak akurat yaitu dari 100 pemeriksaan ada 10-20% yang tidak terdeteksi oleh test skrining tersebut padahal bayi menderita neural tube defect. Pada pendeteksian menggunakan triple screen untuk penyakit Down syndrome, ternyata didapatkan keakuratan sebesar 69%, artinya dari hasil deteksi tersebut masih ada kemungkinan 31% tidak akurat yaitu dari 100 pemeriksaan terdapat kemungkinan miss atau tidak terdeteksi sebesar 31% padahal bayi menderita down syndrome. Bagaimana dengan quad screening test ? ternyata dari hasil penelitian menunjukkan keakuratan sebesar 81% untuk deteksi down syndrome, artinya dari 100 pemeriksaan terhadap janin down syndrome masih bisa meleset alias tak terdeteksi sebesar 19%.
Bisa kah test ini keliru ? bisa, dinkenal dengan istilah positif palsu. Maksudnya adalah hasil test menunjukkan janin dalam kandungan terindikasi menderita down syndrome, ketika lahir ternyata bayi sehat-sehat saja tanpa ada masalah apapun. Hasil positif palsu itu bukan kesalahan laboratorium, itu adalah hasil deteksi kadar hormon dalam darah ibu hamil saat test screening tersebut. Kadang-kadang hasil test screening positif palsu menyebabkan ibu hamil memilih untuk melanjutkan test lanjutan seperti amniocentesis. Saat bayinya lahir ternyata sehat-sehat saja.
Kalo ada hasil test positif palsu maka ada juga yang negatif palsu. Suatu kondisi dimana ibu hamil dilakukan test screening untuk mencari cacat bawaan down syndrome kemudian hasil test menunjukkan hasil negatif alias normal. Kemudian ketika melahirkan, ternyata bayinya mengalami down syndrome. Kok bisa ? inilah yang dinamakan hasil test screening negatif palsu. Yang salah bukan laboratorium, hasil yang keliru ini disebabkan oleh karena hasil kadar hormon dalam darah ibu menunjukkan hasil negatif, bukan positif.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan di bidang medis karena keterbatasan ilmu manusia, maka para dokter kandungan menggunakan berbagai macam test tambahan, misalnya bila hasil test laboratorium positif maka dokter kandungan akan menyarankan untuk test lanjutan bahkan juga disertai dengan pemeriksaan USG morfologi/ detailed scan juga. Tapi perlu diingat… tetap tidak bisa 100% akurat, semua tetap kemungkinan benar dan kemungkinan salah.
WANITA HAMIL YANG BAGAIMANA YANG SEBAIKNYA MELAKUKAN DETEKSI SCREENING PRENATAL ?
- Wanita hamil usia 35 tahun ke atas
- Wanita hamil dengan riwayat pernah melahirkan bayi cacat/ idiot atau mungkin keluarganya pernah melahirkan bayi cacat/ idiot.
- Wanita hamil yang mendapatkan pengobatan serius, misalnya pengobatan kanker.
- Wanita hamil dengan penyakit kencing manis/ diabetes yang mendapatkan terapi insulin.
- Wanita hamil yang periksa laboratorium TORCH menunjukkan hasil “masalah”.
- Wanita hamil yang sering terpapar radiasi.
Jadi test screening untuk down syndrome dan kawan-kawannya ini adalah bertujuan untuk deteksi dini saja, bukan diagnosis, bukan pasti. Bila hasilnya positif maka dokter kandungan biasanya akan meminta untuk test lanjutan, dan bila hasilnya negatif maka boleh-boleh saja ibu hamil untuk tidak melanjutkan test.
Oke deh… cukup sekian.