TULISAN 136. BERBAGAI METODE PERSALINAN NORMAL PERVAGINAM

Ketika persalinan memasuki kala 2 yaitu dimana pembukaan mulut Rahim sudah mencapai 10 cm alias lengkap, wanita hamil mungkin dapat mempertimbangkan atau memilih berbagai posisi tubuh saat melahirkan normal, posisi yang dirasakan paling nyaman bagi dirinya untuk membantu wanita hamil menjalani proses mengejan serta melahirkan buah hati menjenguk dunia yang indah ini. Perlu diingat bahwa setiap posisi persalinan yang dipilih, sedikit banyaknya akan mempengaruhi perineum wanita hamil. Perineum itu adalah daerah antara vagina dan lubang dubur wanita. Ada beberapa posisi yang bisa dipilih wanita ketika melakukan persalinan pervaginam.

Saya berharap tulisan ini dapat menjelaskan risiko dan manfaat dari pilihan wanita hamil dalam upaya melahirkan secara normal pervaginam (melalui vagina). Apalagi saat ini sedang heboh metode persalinan Maryam yang menurut saya bukanlah suatu terobosan baru dan terkesan dalam salah satu video yang saya tonton dapat mencegah persalinan operasi sesar yang tentu saja sangat menyesatkan bagi wanita hamil yang belum paham bahkan bagi para bidan sekalipun.

Persalinan Maryam merupakan modifikasi dari metode persalinan yang sudah ada, perbedaannya adalah persalinan Maryam itu ada posisi berdiri dan jongkoknya sambil berpegangan pada besi atau sandaran. Jadi tidak ada yang baru dalam metode persalinan tersebut. Dikatakan di video itu bahwa sang ibu hamil mengalami ketuban rembes dan posisi kepala masih tinggi sehingga disarankan untuk sesar lalu dapat diatasi dengan metode persalinan Maryam… Menurutku sih agak lebay dan sok tau… semestinya tidak boleh ada pernyataan demikian. Promosi sih boleh tapi jangan bikin fitnah atas apa-apa yang tak diketahuinya karena seorang dokter itu bisa menjadi dokter spesialis kandungan itu perlu waktu hingga 15 tahun sekolah sejak dokter umum. Belakangan ini muncul pula yang namanya metode persalinan amani yg juga mirip-mirip persalinan maryam dimana metodenya tak hanya dengan berbaring tetapi dengan jongkok atau apalah menurut para penganut konsep persalinan amani. Dikatakan bahwa dengan metode persalinan amani maka dapat menghindarkan ibu bersalin dari tindakan kedokteran semisal vaccuum atau forceps atau episiotomi. Jadi menurut saya hal ini sebetulnya tidak usah dijadikan alasan pembenar mengenai metode persalinannya karena sangat tidak fair… sangat tidak adil… perlu diingat bahwa di indonesia teknologi kedokteran semakin lama semakin canggih dan angka deteksi terhadap gangguan janin semakin tinggi. Semua serba dihubungkan dgn time atau waktu sehingga diharapkan bayi yang lahir dapat menerima stress seminimal mungkin. Sangat tidak elok menyalah-nyalahkan dunia kedokteran karena dalam dunia kedokteran itu setiap ada ilmu baru maka butuh waktu bertahun-tahun serta penelitian yang sangat lama utk pembuktiannya. Setiap persalinan normal harus memenuhi berbagai syarat agar berhasil yaitu diantaranya posisi janin, letak janin bagian bawah, apakah janin sudah masuk pintu atas panggul atau belum, posisi turunnya janin apakah sudah benar atau belum, kecepatan turun janin dalam rongga panggul, faktor penghalang jalan lahir, kecepatan pembukaan mulut rahim, ketebalan mulut rahim, panjangn mulut rahim, kekakuan dinding vagina, kekakuan pintu vulva, dan lain-lain. Jadi kalo dokter atau bidan melakukan pemeriksaan dalam vagina maka bukan sekedar tahu pembukaan pintu rahim saja tetapi mereka juga melakukan penilain dan prediksi apakah bakalan ada macet atau tidak.

Perlu diingat bahwa TIDAK ADA METODE PERSALINAN NORMAL YANG TERBAIK BAGI SETIAP WANITA HAMIL. Sebab semua tergantung pada kenyamanan dan pilihan termudah bagi para wanita hamil. Berbagai metode persalinan normal tidak dapat mencegah terjadinya operasi sesar karena operasi sesar dilakukan untuk mencegah timbulnya gawat janin, robekan Rahim, cedera ibu yang parah, dan lain-lain. Dokter kandungan bukan hobby operasi sesar, bukan pula tidak pro normal (istilah keren zaman now)… dokter kandungan itu pro keselamatan ibu hamil dan bayi dalam kandungannya. Tidak ada dokter kandungan yang pro normal dan tidak ada dokter kandungan yang pro sesar.

Berikut adalah berbagai posisi ibu melahirkan yang boleh saja dicoba:

  1. Posisi berlutut dengan bola bersalin. Tidak ada posisi sempurna untuk persalinan normal. Namun, mencoba posisi yang berbeda dapat membantu wanita hamil merasa lebih terkendali dan mengatasi rasa sakit. Penelitian menunjukkan bahwa posisi tertentu yang paling nyaman bagi wanita hamil juga dapat meningkatkan kemajuan proses persalinan. Dengan melibatkan suami saat proses bersalin, wanita hamil mungkin akan merasakan dukungan semangat yang lebih besar juga. Saat persalinan sedang berlangsung, wanita hamil dapat mencoba berbagai posisi yang paling nyaman dan paling tidak nyeri.
  2. Posisi mirip goyangan pinggul maju mundur mirip dansa sambil pelukin suami. Juga mirip dengan posisi Maryam. Berdiri atau berjalan selama tahap persalinan fase pembukaan mulut Rahim dapat memperpendek masa pembukaan mulut Rahim sehingga persalinan dapat berlangsung lebih lancer dan cepat. Condongkan atau rangkul tubuh suami sehingga agak membungkuk ke arah isteri terutama pada saat timbul kontraksi Rahim. Atau lilitkan lengan Anda di leher suami dan mulailah bergoyang pinggul anda maju mundur, seolah-olah Anda menari dengan lambat. Ini juga posisi yang bagus bagi suami untuk menggosok-gosok mesra punggung isteri.
  3. Posisi duduk. Selama persalinan, gerakan berirama bisa membantu menenangkan dan mengurangi rasa nyeri wanita hamil. Goyang perlahan sambil duduk di kursi yang kokoh, tepi tempat tidur atau bola bersalin.
  4. Posisi miring ke depan. Posisi ini mirip dengan posisi Maryam. Jika punggung wanita hamil terasa sakit saat persalinan, mungkin gerakan tubuh condong ke depan akan terasa lebih nyaman. Mengangkang kursi atau membungkuk di atas bed bersalin. Dan ini juga posisi yang baik bagi suami untuk menggosok punggung isteri sehingga isteri dapat lebih tenang dan merasa lebih diperhatikan.
  5. Posisi menyergap (lunging), dimana kaki diangkat satu dengan tubuh posisi berdiri. Posisi ini mungkin dapat mengurangi rasa tidak nyaman di punggung bawah ibu hamil ketika dalam fase persalinan fase aktif. Anda dapat mencoba mencondongkan tubuh ke depan sambil berdiri. Angkat satu kaki di kursi yang kokoh. Perlahan condong ke arah kaki yang terangkat selama kontraksi berikutnya. Jika kursi terlalu tinggi untuk kenyamanan, gunakan tumpuan kaki yang pendek atau dingklik atau kursi jongkok untuk cuci pakaian.
  6. Posisi berlutut dengan memeluk bola bersalin. Ini juga mirip dengan posisi Maryam. Terkadang berlutut membantu meringankan sakit punggung. Berlutut sambil condong ke depan juga dapat membantu membuka panggul ibu bersalin. Gunakan bola bersalin atau tumpukan bantal untuk menopang. Di rumah sakit, angkat tiang besi kepala tempat tidur. Berlutut di bagian bawah tempat tidur sambil mengistirahatkan lengan dan tubuh bagian atas di atas tempat tidur.
  7. Posisi jongkok dengan berpegangan pada tiang atau pinggiran besi kepala tempat tidur bersalin. Ini juga mirip dengan posisi Maryam.
  8. Posisi merangkak dengan menggerakan tubuh maju mundur. Ini juga mirip metodee Maryam tetapi beda posisi saja. Kalo metode Maryam kan berdiri, sedangkan ini posisi merangkak.
  9. Posisi berbaring miring ke kiri atau kanan senyamannya wanita hamil. Umumnya mesti miring ke kiri.
  10. Posisi konvensional dimana ibunya berbaring terlentang dengan kedua kaki ditekuk ke atas pada pangkal paha.
  11. Posisi setengah duduk sambil bersandar ke suami. Posisi ini bisa bikin persalinan dan melahirkan bisa lama dan lebih sulit. Posisi persalinan normal ini adalah posisi persalinan berbaring dimana ibu hamil dapat bersantai menyandar di bed bersalin. Ada berbagai cara untuk mencapai hal ini yaitu Anda dapat berbaring di tempat tidur, bersandar pada bed bersalin yang sandarannya bisa naik turun atau orang lain. Anda juga dapat meminta bantuan suami untuk menjaga agar punggung Anda tetap ditopang sambil menggosok-gosok punggung dan pinggang anda di antara kontraksi. Posisi ini termasuk dalam posisi bersalin yang mengandalkan gravitasi tetapi dengan posisi setengah berbaring/ bersandar.

Semua posisi di atas adalah posisi yang mengandalkan gaya gravitasi bumi dimana proses persalinan dibantu oleh gaya berat bumi, kecuali posisi berbaring terlentang dan posisi berbaring miring. Tidak ada metode yang terbaik bagi ibu hamil yang ingin melahirkan secara normal, yang ada adalah ibu hamil yang memilih metode yang paling nyaman dan paling tidak nyeri bagi dirinya sendiri.

Apa sih kelebihan berbagai posisi di atas ? apakah ada bahayanya ?

Setiap metode persalinan dengan posisi yang diiringi dengan daya gravitasi bumi akan memberikan keuntungan sebagai berikut:

  1. Kekuatan mengejan ibu hamil akan jauh lebih kuat.
  2. Dapat membukan jalan lahir panggul s/d 20-30% lebih luas sehingga rongga panggul lebih luas bagi kepala bayi buat bermanuver atau berputar didalam menuju ke pintu luar vagina.
  3. Dapat mempercepat proses persalinan karena bantuan tenaga dari gravitasi bumi.
  4. Sedikit banyak mengurangi kemungkinan ibu hamil gak kuat mengejan atau gak pintar mengejan sehingga mengurangi resiko bayi di vacuum atau di tang/ forceps.
  5. Mengurangi rasa nyeri persalinan terutama pada punggung dan pinggang karena ibu hamil akan menyesuaikan posisinya sehingga bayi lebih mudah turun. Tetapi pada posisi ini bila janin turun dengan posisi kepala yang salah maka rasa nyeri yang ditimbulkan dapat lebih hebat daripada posisi konvensional.
  6. Mempercepat pembukaan mulut Rahim karena tekanan kepala bayi makin kuat berkat tarikan gravitasi bumi dan dorongan kekuatan perut ibu.

Nah kekurangan dari metode yang mengandalkan gravitasi (posisi bukan berbaring) adalah:

  1. Resiko perdarahan makin tinggi.
  2. Resiko robekan perineum s/d ke dubur makin besar.
  3. Gawat janin atau fetal distress akibat tekanan dorongan yang terlalu kuat.
  4. Pecahnya pembuluh darah di kepala janin akibat pemaksaan terdorong oleh kekuatan ibu hamil.
  5. Robekan vagina yang sangat parah terutama pada bayi yang turun dalam jalan lahir dengan posisi yang salah tetapi maju terus akibat dorongan ibu hamil dan daya gravitasi.
  6. Terdapat sifat agak maksa tehadap janin untuk lewat jalan lahir sehingga potensi cedera janin juga tinggi.
  7. Robekan mulut Rahim bahkan robekan Rahim mungkin saja terjadi terutama bila pembukaan belum lengkap, ukuran janin sebetulnya gak pantas untuk lahiran secara normal dan posisi kepala janin turun terbalik alias wajah janin menghadap perut ibu hamil.

Oke deh… saya rasa sudah saya sampaikan semua nih… jadi perlu dipahami bahwa tidak ada metode yang paling baik yang ada adalah metode yang paling dirasakan cocok oleh ibu hamil. Silakan tetap latihan kegel atau senam hamil secara rutin untuk membantu merelaksasi pintu keluar vagina dan juga jalan lahir bagian dalam. Ada metode pelemasan vagina yang dipopulerkan di India yaitu dengan jalan meregangkan vulva atau pintu vagina pada jam 4 6 8. Dan ada alat khusus untuk melonggarkan dan melemaskan pintu vagina yang bertujuan untuk mencegah kekakuan pintu vagina dengan harapan tidak perlu sampai digunting saat bersalin. Tetapi tetap saja ada resiko robekan perineum tak teratur yang malahan lebih berbahaya daripada guntingan pintu vagina. Saya sih belum lihat bentuk alat itu tetapi kira-kira alat itu bentuknya mirip dengan balon yang diletakkan dalam vagina lalu ditarik pelan-pelan keluar vagina dengan pelumasan minyak tertentu sehingga lama-lama pintu vagina menjadi relaks dan kendor. Hmm… bicara masalah kendor nih…. Yang kendor bisa bikin suami cari yang kenceng ha ha ha…