TULISAN 60. KUPACU MOBILKU KE RS KETIKA KETUBAN ISTERIKU PECAH

Cerita yang melatar-belakangi tulisan saya di facebook:

5-4-2017
Ketuban pecah… infeksi berat…
Semoga Allah SWT menolong ibu dan bayinya… aamiin

6-4-2017
Semalam habis nolongin ibu melahirkan dengan perasaan sedih karena ketuban sudah pecah, berbau dan berwarna hijau ??? dan juga kadar lekosit darah sudah mencapai lebih dari 20.000

Apa sih ketuban pecah itu ?

Ketuban pecah merupakan kondisi kehamilan emergensi sehingga secara otomatis merubah status kehamilan yang mungkin tadinya termasuk kategori kehamilan resiko rendah ( tanpa resiko ) menjadi kehamilan resiko tinggi sehingga harus segera dirujuk ke rumah sakit. Silakan dibaca postingan saya yg lampau mengenai ketuban pecah.

Ketuban pecah dalam dunia kedokteran dikenal dengan 2 macam istilah yaitu PROM (premature rupture of amniotic membrane) dan PPROM (preterm premature rupture of amniotic membrane). Bedanya PROM dan PPROM adalah pada waktu pecahnya. Kalo PROM pecahnya ketuban pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih sedangkan PPROM pecahnya sebelum usia kehamilan 37 minggu. PROM terjadi pada 8-10% dari semua kehamilan usia tua, sedangkan PPROM merupakan penyebab 25-30% kehamilan premature.

Apa sih penyebab pecahnya ketuban itu ?

Pada kehamilan tua (≥37 minggu) pecahnya ketuban disebabkan oleh tekanan kontraksi-kontraksi pada rahim, dapat juga karena kelemahan selaput ketuban seiring dengan makin tuanya usia kehamilan. Kalo pada kehamilan prematur lebih sering disebabkan adanya infeksi rahim.

Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan ketuban pecah ?

  1. Status sosial ekonomi yang rendah. Sering terjadi pada masyarakat yang tidak memeproleh layanan pemeriksaan kehamilan yang mencukupi, misalnya masyarakat malas memeriksakan diri ke petugas kesehatan (puskesmas, klinik, bidan) atau mungkin saja akibat tidak diberikan rujukan untuk memperoleh layanan kesehatan kehamilan yang lebih tinggi (rumah sakit/ dokter kandungan).
  2. Menderita penyakit infeksi kelamin (clamidia dan GO/ raja singa), bisa disadari ataupun tidak disadari.
  3. Pernah lahiran premature sebelumnya.
  4. Perdarahan saat kehamilan.
  5. Suami merokok atau istri merokok atau sering menghirup bau asap rokok.
  6. Malas makan makanan bergizi.
  7. Kurang menjaga kebersihan pribadi.
  8. Suka nahan-nahan pipis ataupun malas minum.
  9. Leher rahimnya pendek.
  10. Pecah tanpa diketahui penyebabnya alias pecah sendiri.

Kenapa sih ketuban pecah perlu memperoleh perhatian khusus baik dari ibu hamil maupun petugas kesehatan ?

Ketuban pecah merupakan komplikasi kehamilan dan 30% ketuban pecah merupakan penyebab persalinan kurang bulan/ premature. Kalo bayi itu terpaksa harus lahir karena ketuban pecah maka bertambah lagi masalahnya yaitu kemampuan hidupnya di dunia luar bisa merupakan kesulitan tersendiri bagi sang bayi. Tidak jarang bayi sesak nafas saat lahir atau setelah lahir.

Masalah yang timbul pada ketuban pecah tidak hanya itu, resiko infeksi pada jaringan placenta (ari-ari) yang dikenal dengan chorioamnionitis merupakan salah satu infeksi yang serius  dan sangat membahayakan baik bagi ibu hamil maupun janin dalam kandungan. Resiko yang lain yang dapat disebabkan oleh ketuban pecah adalah lepasnya placenta/ ari-ari dari rahim sehingga dapat menyebabkan perdarahan hebat pada ibu hamil baik perdarahan keluar vagina ataupun perdarahan dalam rahim sehingga menyebabkan kematian ibu dan atau janin dalam kandungan.

Pada ketuban pecah maka secara gampang janin kehilangan pelindungnya alias kehilangan bantal sehingga bayi langsung mepet dengan dinding rahim, akibatnya adalah terjepitnya tali pusat janin antara tubuh janin dengan dinding rahim. Apa yang terjadi ? jelas terjadi gangguan aliran darah dari ibu ke janin yang dapat menyebabkan terganggunya pasokan oksigen/ pasokan nafas ke janin sehingga janin gak bisa nafas… akibatnya ? janinnya game over.

Bahkan seringpula tali pusat menjulur keluar mendahului janinnya. Kalo sudah ini yang terjadi, jangankan dokter, biarpun malaikat sekalipun gak bakalan bisa menyelamatkan sang bayi, HANYA ALLAH SWT YANG MAHA MENOLONG DAN MAHA BERKEHENDAK. Belum lagi ketuban pecah itu dapat menyebabkan infeksi sebelum melahirkan, saat melahirkan dan setelah melahirkan baik pada ibu maupun bayinya.

Apa sih tandanya ketuban pecah ?

  1. Keluar cairan banyak yang membasahi seprei, tembus ke celana luar seperti ngompol.
  2. Cairan keluar sedikit-sedikit tapi terus menerus gak stop-stop dan sudah di test oleh dokter kandungan serta udah dinyatakan memang ketubannya pecah.

Kalo mengalami 2 tanda di atas maka harus segera ke dokter kandungan karena harus dipastikan ketubannya pecah atau bukan.

Dalam menangani ketuban pecah, dokter kandungan akan mempertimbangkan banyak faktor antara lain:

  1. Kondisi kehamilan ibu saat ketuban pecah misalnya umur kehamilan, fasilitas rumah sakit, transportasi rujukan, dan lain-lain.
  2. Kondisi kesehatan ibu hamil secara umum misalnya ada gak komplikasi kehamilan lainnya.
  3. Riwayat penyakit ibu hamil yang sedang diderita saat ini atau masa lalu.
  4. Kondisi lain-lain yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
  5. Keputusan ibu hamil dan keluarga mengenai ketuban pecah misalnya tetap ingin dipertahankan ataupun memutuskan untuk dilahirkan.

Yang jelas bila ada ketuban pecah maka ibu hamil harus dirawat di rumah sakit. Dokter kandungan bisa mempertahankan ataupun melahirkan janin sesuai dengan kondisi kehamilan ibu.

Ketuban pecah tidak dapat dicegah tetapi saya sering mengingatkan ibu hamil untuk selalu rajin minum dan jangan menahan-nahan pipis sebab hal tersebut sudah membantu untuk mengurangi resiko infeksi saluran kencing sehingga mengurangi resiko ketuban pecah.

Ada kalanya ketuban sengaja dipecah oleh bidan/ dokter kandungan saat proses kelahiran demi keselamatan ibu dan janinnya. Biasanya pada persalinan yang macet akibat kontraksi yang kurang kuat. Ini kondisi yang dibuat dengan tujuan untuk memperkuat kontraksi ibu hamil dan dilakukan saat pembukaan sudah besar dan bayinya sudah hampir nongol ke vagina. Ketuban yang dipecah oleh dokter kandungan atau bidan tidak masuk kategori PROM atau PPROM karena bukan penyakit kehamilan/ komplikasi kehamilan tetapi merupakan tindakan pertolongan persalinan.

Sudah ya… capek… mau mandi lanjut lagi ke RS Izza dan RS Puri Asih.