TULISAN 45. AKHIRNYA AKU MENJALANI INDUKSI PERSALINAN

Induksi persalinan atau rangsangan persalinan adalah suatu upaya medis yang dilakukan dokter kandungan untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga diharapkan ibu hamil dapat melahirkan melalui jalan lahir normal. Biasanya dokter kandungan menyarankan untuk induksi persalinan bila dari hasil pemeriksaan didapatkan hal-hal tertentu yang mengkhawatirkan kesehatan/ keselamatan baik dari pihak ibu hamil dan-atau pun janin dalam kandungan.

Ada beberapa hal terpenting yang dapat dipakai untuk memprediksi keberhasilan suatu induksi persalinan yaitu sudah ada mules kah sebelumnya, apakah mulit rahim sudah lunak, dan apakah sudah ada pembukaan mulut rahim. Keputusan untuk melakukan induksi persalinan diambil bila resiko untuk mempertahankan kehamilan lebih besar daripada resiko melahirkan janin. Artinya resiko adalah bahwa bila kehamilan berlanjut maka lebih bahaya daripada bila kehamilan dilahirkan segera. Namanya RESIKO itu tidak mesti terjadi tetapi bila sudah ada resiko maka dokter kandungan biasanya akan menginformasikan kepada ibu hamil dan keluarganya supaya keluarga dan ibu hamil paham bahwa ada kondisi demikian pada kehamilannya sehingga disarankan untuk induksi persalinan… keputusan terserah pada keluarganya apakah mau memilih untuk melanjutkan kehamilan yang beresiko atau tidak… dokter kandungan tidak akan memaksakan kehendak… kan dokter kandungan bukan Tuhan… syukur-syukur bisa sehat dan selamat ibu hamil dan bayinya. Laaa kalo ternyata bayinya lahir dengan kondisi jelek bagaimana ? kan sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi kehamilan saat ini ada resiko, misalnya ketubannya dikit banget, rekam jantung bayi kok ya meragukan, janinnya kok tumbuhnya lambat atau kecil, dll.

Sebelum melakukan induksi persalinan maka dokter kandungan akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisi janin, kondisi kehamilan, kondisi ibu, kondisi leher rahim, sudah diiringi mules sebelumnya atau tidak, hasil rekaman jantung bayinya bagaimana, dll. Setelah semua dinyatakan siap untuk diinduksi maka induksi persalinan dijalankan. Boleh gak induksi persalinan dilakukan di klinik atau puskesmas ? jawabannya cuman satu yaitu TIDAK BOLEH/ DILARANG KERAS/ HARAM/ NAJIS MUGHOLADOH. Looo kenapa kok gak boleh ? karena pada saat induksi persalinan dilakukan maka kita meletakkan pasien dalam kondisi SIAP. Siap apa maksudnya ? siap untuk antisipasi bila terjadi gawat janin. Siap untuk antisipasi bila terjadi kontraksi rahim berlebihan. Siap untuk antisipasi bila terjadi robekan rahim. Siap untuk antisipasi bila terjadi pecah ketuban. SIAP untuk antisipasi bila terjadi perdarahan pasca persalinan akibat induksi. Dan SIAP untuk melakukan operasi sesar bila ditengarai dibutuhkan operasi sesar darurat pada saat induksi persalinan. Makanya team kamar operasi di RS tempat saya bekerja sebelum bubaran tugas mereka selalu bertanya ke kamar bersalin apakah ada pasien yang sedang dilakukan induksi persalinan… bila dijawab SEDANG ADA INDUKSI PERSALINAN oleh bidan kamar bersalin maka seluruh team kamar operasi termasuk dokter bius gak boleh pulang sebelum ada keputusan apakah induksinya berhasil atau tidak. Tapi dok… kemaren saya diinduksi di klinik… saya diinduksi di bidan… saya diinduksi di puskesmas… gimana donk ? ya terserah yang menginduksi, jangan ngobrol ke saya donk… mungkin hal tersebut berkaitan ada kebijakan tertentu dari pihak dinas kesehatan/ pemerintah, bisa juga berkaitan dengan NEKAT.

Kapan saja sih dokter kandungan menyarankan untuk melakukan induksi persalinan ? indikasi untuk melakukan induksi persalinan tidak absolut artinya disesuaikan dengan kondisi medis saat itu dan pertimbangan berbagai faktor resiko bila dilakukan induksi. Induksi biasa dikerjakan bila:

  1. Hamil lewat waktu. hamilnya udah ngelewatin tanggal taksiran persalinan maka dokter kandungan seringkali menyarankan untuk melakukan induksi, terutama pada pasien yang KONTROL TERATUR SEJAK HAMIL MUDA (test hamil positif) DI DOKTER KANDUNGAN sehingga tanggal taksiran persalinannya lebih akurat dan tepat. Bila pasien menolak induksi maka mesti punya alasan kuat dan maksimal nolaknya cuman sampe 2 minggu pasca tanggal taksiran persalinan bila kondisi janin nampak baik. Tetapi mesti diingat terdapat 1% resiko kematian janin mendadak pada 40-41 minggu dan 4% kematian janin mendadak pada 41-42 minggu. Kita tidak pernah tahu dimana takdir kita berada, apakah di 99% ataukah 1%.
  2. Ketuban pecah. Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah dimana 1 jam kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan. Terdapat bahaya pada ketuban pecah yaitu infeksi rahim, infeksi ibu, infeksi janin, tali pusat mendahului janin, gawat janin, emboli cairan ketuban (kalo emboli, masuknya cairan ketuban ke dalam peredaran darah ibu hamil/ bersalin, yang terjadi maka angka kematian ibu hamil/ bersalin mencapai 70%, dan ini tidak bisa diprediksi atau pun dicegah), kekeringan ketuban, janin ketelan ketuban jahat, dll.
  3. Kegagalan pertumbuhan janin. Pada kasus ini dokter kandungan mesti sangat berhati-hati dalam memutuskan untuk melakukan induksi persalinan yaitu janin dalam kandungan yang gagal tumbuh mencapai berat optimal biasanya sudah mengalami stress yang berat sehingga bila kondisi mulut rahim belum matang maka kebanyakan akan melakukan operasi sesar, utamanya bila ketuban sangat sedikit atau kegagalan tumbuhnya sangat berat. Boleh gak diinduksi ? boleh, dengan pengawasan super ketat dan resiko super tinggi.
  4. Ketuban sedikit. Artinya janin tidak memiliki pelindung lagi disekeliling tubuhnya atau pelindungnya tipis banget sehingga janin dapat bersentuhan langsung dengan dinding rahim. Hal ini sangat berbahaya karena sewaktu-waktu yang bersentuhan itu adalah tali pusatnya terjepit antara dinding rahim dan badan janin, akibatnya janin bisa sesak nafas s/d mati dalam rahim.
  5. Diabetes dalam kehamilan. Tergantung dari resiko kemacetan persalinan yang mungkin terjadi. Bila diduga terdapat kemungkinan besar terjadi kemacetan persalinan yang tinggi pada ibu hamil dengan kencing manis maka dokter tidak akan membiarkan pasien diinduksi. Yang paling berbahaya pada ibu hamil diabetes adalah ketika melahirkan bayi terjadi kemacetan bahu janin dan ini sifatnya FATAL LETHAL artinya bayi cuman punya waktu nafas 1 menit.
  6. Darah tinggi dalam kehamilan. Hal ini dilakukan di RS dengan fasilitas yang lengkap dan tenaga dokter pengawas yang memadai karena pada darah tinggi yang disebabkan oleh keracunan kehamilan/ pre-eclampsia maka terdapat resiko terjadinya kejang dalam kehamilan sewaktu-waktu walopun sudah mendapatkan obat anti kejang. Masih banyak ibu hamil yang SUDAH TERDETEKSI DARAH TINGGI sejak hamil muda TETAPI TIDAK DIRUJUK ke rumah sakit atau dokter kandungan padahal kalo sudah darah tinggi maka kontrol kehamilannya wajib di rumah sakit atau praktek dokter kandungan, TIDAK BOLEH kontrol di bidan/ klinik/ puskesmas. Pada darah tinggi dalam kehamilan, persalinan tidakboleh berlangsung normal begitu saja tetapi mesti dilakukan bantuan yaitu dengan menarik bayi dengan tang atau vaccuum saat pembukaan lengkap dan kepala janin sudah turun jauh alias sudah nampak di depan liang vagina, hal ini untuk mencegah terjadi stroke/ lumpuh separo akibat pecahnya pembuluh darah pada ibu hamil saat mengejan.
  7. Berbagai kondisi kehamilan lainnya.

Apakah induksi persalinan itu ada resikonya ? tentu saja ada. Tidak ada hidup tanpa resiko. No pain no gain. Gak mau resiko ya jangan hamil. Gak mau resiko ya jangan bersalin. Gak mau resiko ya jangan induksi. Gak mau resiko ya jangan operasi. Gak mau resiko ya gak usah ngapa-ngapain. Apa saja resiko induksi persalinan ?

  1. Induksi tidak berhasil. 75% ibu hamil yang diinduksi mengalami keberhasilan untuk melahirkan secara normal. 25% mengalami kegagalan induksi karena beberapa faktor antara lain mulut rahimnya belum matang/ belum ada pembukaan/ belum lunak/ belum ada mules sebelumnya. Kalo gagal gimana donk ? ya operasi sesar, cuman itu.
  2. Terjadi gangguan detak jantung janin yang dikenal dengan gawat janin. Induksi persalinan menimbulkan kontraksi rahim dan akibat kontraksi rahim maka terjadi penurunan kadar oksigen dan aliran darah ke janin sehingga detak jantung janin dapat menurun. Awalnya mungkin saja terjadi kompensasi yaitu bisa naik dulu kemudian setelah lama kelamaan janinnya gak kuat maka akan lagsung ngedrop.
  3. Hal ini terutama bila saat timbulnya kontraksi rahim terjadi pecah ketuban tetapi persalinan tidak kunjung maju alias sudah dirangsang tapi gak lahir juga. Sebab dengan pecahnya ketuban maka terdapat hubungan antara dunia luar dengan janin dan dinding rahim ibu hamil. Jadi bila ketuban pecah, dan kondisi kehamilan memungkinkan untuk dirangsang, maka bila terjadi kegagalan rangsangan atau induksi maka ibu hamil akan langsung dioperasi.
  4. Robekan rahim.
  5. Perdarahan saat melahirkan. Hal ini disebabkan rahim ibu hamil tidak mengalami kontraksi rahim setelah melahirkan sehingga pembuluh darah rahim tidak ada yang menjepit akibatnya terjadi perdarahan hebat. Hal ini tidak bisa dicegah dan tidak bisa diprediksi.

Oke deh… dah capek nulisnya. Selamat membaca. Selamat bergabung di grup facebook ibu hamil kiuttt hello kitty.