NGIDAM, PERLUKAH?

Terkadang seorang calon ibu yang tengah hamil muda mempunyai keinginan yang macam macam. Inilah yang disebut dengan fenomena mengidam. Apakah seorang ibu hamil pasti mengalaminya? Dan apakah ini merupakan permintaan si jabang bayi hingga calon ayah harus menuruti semua keinginan aneh istrinya?

Mengidam berasal dari kata “idam” yang artinya keinginan memiliki seuatu. Ternyata mengidam bukan berkaitan dengan keinginan janin. Munculnya fenomena mengidam lebih disebabkan karena perubahan kadar hormon HCG (Human Chrionic Gonadotropin) hormon ini dihasilkan oleh sel sitotrofoblas plasenta dan dikeluarkan melalui ginjal. Produksi hormon ini meningkat pada awal kehamilan.

Pada buku “what to expect when you’re expecting” disebutkan jika seorang ibu hamil mengidam makanan atau minuman tertentu, ternyata merupakan tanda alami bahwa tubuh ibu hamil membutuhkan makanan atau minuman tertentu tersebut (zat yang terkandung dalam makanan itu). Hal inilah yang terkadang dialami ibu hamil yang suka mengendus barang aneh seperti tanah liat, abu, tepung kanji, dan lain-lain. Gejala ini dapat dikategorikan sebagai tubuh kekurangan gizi terutama zat besi. Jika ini terjadi, segeralah berkonsultasi pada dokter.

Namun demikian, ada seorang istri yang memang meminta perhatian lebih Ketika hamil. Sang istri minta macem macem hanya untuk merebut perhatian suami . yang penting suaminya repot, inilah yang sebenarnya diinginkan oleh istrinya. Ini sangat berkaitan dengan kondisi psikologis istri yang tidak dewasa, jika suami memberi perhatian lebih pada istrinya yang sedang hamil, kemungkinan gejala ngidam yang merepotkan tidak akan muncul.

Mengidam memang hal yang sering terjadi pada ibu hamil. Ini dipengaruhi oleh kondisi hormone, kondisi fisik akan kekurangan zat tertentu, atau bahkan sekedar meminta perhatian suami. Melihat rumitnya gejala ini, maka hendaklah sang istri :

  • Selalu berfikir positif bahwa kehamilan merupakan anugerah sesuatu yang alamiah (bukan penyakit). Maka tidak perlu menuntut perhatian yang berlebih dari pihak lain (suami).
  • Mengendalikan emosi untuk menegrem keinginan yang tak bermanfaat atau berusaha mengalihkan keinginan dengan cara menyibukan diri.
  • Jika mengidam makanan, pilihlah yang sehat, bergizi dan tidak berlebihan jumlahnya
  • Empati terhadap kondisi suami. Dalam kondisi istri hamil, suami juga tidak enak enakan saja tapi juga memberi perhatian. Dengan pemahaman ini, istri tidak akan membuat repot suaminya.