Minggu pagi yang cerah… setelah tadi malam diguyur hujan badai… Saya seringkali memperoleh pertanyaan tentang hal ini… rata-rata kiuttters yang naik pesawat terbang itu untuk pergi umroh atau pulang kampung ke luar jawa untuk melahirkan di kampung halaman.
Sebetulnya secara umum, bila usia kehamilan masih kurang dari 36 minggu dan selama riwayat pemeriksaan tidak terdapat masalah terutama yang berkaitan dengan perdarahan pada trimester 2 (umur kehamilan 14 – 28 minggu ) maka boleh boleh saja untuk bepergian naik pesawat terbang. Tetapi walopun demikian, wanita hamil tetap wajib memeriksakan diri ke dokter kandungan sebelum memutuskan bepergian dengan pesawat terbang.
Dokter kandungan akan melarang wanita hamil untuk bepergian dengan pesawat terbang bila terdapat komplikasi kehamilan terutama komplikasi kehamilan yang dapat membahayakan ibu hamil dan atau janin dalam kandungan yang membutuhkan pertolongan segera. Nahh kalo sedang di atas awan, gimana coba caranya kalo ada yang mau melahirkan dadakan…?! iya kalo ada dokter cucuk kiuttt hello kitty di pesawat terbang, kalo gak ada ?
oh iya… lama waktu perjalanan yang ditempuh juga mempengaruhi keputusan dokter kandungan dalam hal memberikan ijin pada ibu hamil untuk terbang. Hampir seluruh airlines melarang wanita hamil usia 36 minggu atau lebih untuk terbang dengan pesawat terbang.
Bila wanita hamil terpaksa harus terbang juga maka masa yang paling aman buat terbang adalah sebelum trimester 3 alias trimester 1 dan 2 saja, sebaiknya sebelum usia kehamilan 28 minggu. Karena pada usia ini kondisi emergensi terjadi paling sedikit. Kondisi emergensi yang paling sering adalah melahirkan.
Apa sih yang perlu dilakukan/ dipersiapkan bagi wanita hamil yang ingin bepergian dengan pesawat terbang ?
1. Mesti menghubungi pihak airlines terlebih dahulu sebelum membeli tiket. Minta informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebijakan mereka terhadap penumpang wanita yang sedang hamil. Sampaikan daerah yang menjadi tujuan perjalanan kita. Pihak airlines akan mengeluarkan kebijakan sesuai dengan tujuan daerah penerbangan dan lama waktu tempuh penerbangan, bahkan kadang-kadang juga tergantung dari jenis pesawat terbang yang akan mengangkut penumpang.
2. Selama penerbangan wajib pakai sabuk pengaman dengan baik dan benar. Sabuk pengaman dipasang dibawah perut paling bawah, dekat dengan pangkal paha.
3. Bila kondisi sudah memungkinkan, maka ketika lampu tanda sabuk pengaman boleh dilepas sudah menyala, maka wanita hamil boleh melakukan jalan-jalan mondar mandir sedikit supaya aliran darah tungkai dan perut lebih lancar. Bagaimana bila terpaksa kondisi perjalanan mengharuskan pakai sabuk pengaman terus ? ya ibu hamil bisa menggerak-gerakan lutut dan pergelangan kaki. Jangan pakai pakaian ketat, tidak boleh pake celana ketat/ jeans, pake stocking boleh-boleh saja untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
4. Rajin minum sebelum dan selama penerbangan. Suasana kabin pesawat yang dingin bisa menyebabkan ibu hamil dehidrasi.
5. Jangan memesan makanan/ minuman yang merangsang/ menghasilkan gas selama perjalanan. Seperti fanta – coca cola – sprite sebaiknya dihindari. Jangan makan sayuran brokoli… saya lihat pesawat terbang banyak yang menyediakan brokoli dalam menunya. Tapi kalo naik pesawat yang murahan ya biasanya cuman dapat permen kalo beruntung…
6. Persiapan untuk kondisi emergensi tetap perlu dilakukan… boleh saja bawa sarung tangan steril 4 pasang dalam kabin pesawat. Beli klem tali pusat di apotik. Bawa betadine botol kecil. Bawa kassa steril 1 box. Bawa plester. Jangan bawa gunting karena gunting dilarang dibawa masuk dalam kabin. Siapa tahu ibu hamil beruntung ada dokter dalam pesawat. Minum obat-obatan penenang rahim yang diberikan oleh dokter kandungan.
Bila mules saat sedang di udara ya boleh diminum ulang walopun belum waktunya minum obat. Namanya juga emergensi… jangan lupa segera panggil tuh pramugarinya… pencet tombol di atas kepala kita untuk manggil pramugari… minta tolong sama tetangga sebelah duduk kita juga…