TULISAN 100. CALON SUAMIKU INGIN PRE-MARITAL SCREENING

Beberapa hari yang lalu di media gosip kita melihat ada artis cantik yang akan menikah dengan pasangannya. Siapa yang tahu? ya… jawaban bapak-bapak sekalian betul sekali… awas hati-hati ntar ibu-ibu pada cemburu. Artis tersebut melakukan pre-marital skrining.

Pre-marital skrining adalah upaya untuk melakukan pemeriksaan sebelum melakukan pernikahan untuk mendeteksi atau mencari tahu kesehatan masing-masing pasangan mulai dari ujung rambut s/d ujung kaki, termasuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan bawaan yang berat bagi bayi bila nanti pasangan mempunyai anak.

Pernikahan bagi sebagian besar pasangan merupakan peristiwa sakral yang dilandasi keimanan, keikhlasan, rasa saling setia, rasa saling menerima baik buruk pasangan, dan penyatuan 2 keluarga membentuk keluarga besar. Tetapi sering pula kita melihat pernikahan menjadi tidak bahagia akibat timbulnya masalah kesehatan di kemudian hari yang ketahuan pas pasangan baru menikah atau ketahuan saat melakukan pemeriksaan kesehatan. Untuk itu beberapa pasangan memilih untuk melakukan pre-marital skrining sebelum menikah untuk meyakinkan diri sendiri bahwa pasangan mereka adalah pilihan terbaik bagi mereka.

Apa saja yang dapat dilakukan pemeriksaan pada pre-marital skrining?

1. PEMERIKSAAN HIV DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Saat ini dunia makin tua dan makin rusak akibat perilaku sex menyimpang. Untuk itu perlu untuk melakukan pemeriksaan HIV dan penyakit menular seksual lainnya sebelum menikah. HIV, hepatitis B dan hepatitis C merupakan penyakit seumur hidup yang dapat ditularkan melalui banyak cara dan diantaranya melalui hubungan seks. Bila penyakit ini tidak ditangani secara dini maka dapat menimbulkan masalah serius di kemudian hari dan tentunya akan mengganggu kebahagiaan pernikahan. Pengetahuan akan adanya pasangan yang menderita penyakit-penyakit tersebut dapat memberikan persiapan bagi calon suami/istri untuk melindungi diri dari tertular penyakit tersebut bila pasangan memutuskan untuk tetap melanjutkan pernikahan bahkan calon suami/istri dapat bersama-sama mencari pengobatan dokter sehingga penyakit tersebut dapat dikendalikan/ diobati. Pengobatan yang butuh biaya besar, waktunya lama bahkan mungkin seumur hidup ini membutuhkan ketabahan dan kesetiaan pasangan, mungkin di sinilah kadar cinta suami/istri diuji. Selain HIV dan hepatitis, pasangan juga akan dilakukan test antara lain gonorrhea, syphillis, dan bacterial vaginosis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang teratur. Pengobatan penyakit ini akan mengurangi resiko terjadinya ketidaksuburan dan keguguran.

2. TES GOLONGAN DARAH

Sangat penting untuk mengetahui golongan darah pasangan kita sebelum kita melakukan pernikahan sebab bila terjadi inkompatibilitas (ketidak-cocokan golongan darah) rhesus atau A-B-O maka dapat menyebabkan timbulnya masalah bagi janin kelak. Tes ini gampang dilakukan karena hampir semua RS dapat melakukannya bahkan puskesmas saja bisa melakukan test ini. Golongan darah itu ada 4 yaitu A, B, AB dan O. Juga ada 2 komponen faktor rhesus yaitu rhesus positif dan rhesus negatif. Untuk orang indonesia biasanya hampir 100% rhesusnya positif, sedangkan untuk orang luar negeri seperti india, eropa, dll itu rhesusnya negatif. Wanita dengan rhesus negatif yang menikah dengan suami rhesus positif memiliki resiko terjadi rhesus incompatibility dimana wanita tersebut mempunyai zat anti rhesus (zat kekebalan) yang akan membunuh sel-sel dengan rhesus positif, biasanya bila mengandung bayi yang rhesus positif maka bayi bisa mati dalam rahim atau keguguran. Bila pasangan mengetahui kondisi faktor rhesusnya masing-masing maka dokter akan melakukan persiapan untuk menekan sistem pertahanan sehingga dapat mengurangi resiko fatal saat kehamilan.

3. TEST UNTUK SICKLE CELL DARAH DAN THALASEMIA DARAH

Pada beberapa orang ternyata memiliki penyakit yang dikenal dengan istilah sickel cell hemoglobinopati dimana sel-sel darah merahnya bentuknya seperti bulan sabit dan mudah pecah. Kalau pecah akibatnya akan terjadi anemia. Belum lagi bila terjadi sumbatan akibat pecahan darah tersebut dapat menyebabkan timbulnya stroke, tidak bisa bernafas, nyeri dada, rasa kesakitan hebat, serta kerusakan permanen pada otak, jantung, paru, ginjal, hati, tulang, dan limpa. Di luar negeri banyak dokter yang menganjurkan untuk membatalkan pernikahan bila diketahui calon pasangan menderita sickle cell (SS = sedang sakit sickle cell) atau memiliki gen untuk terjadinya sikle cell (AS = tidak sakit sickle cell tetapi punya gen pembawa sickle cell). Sebaiknya SS tidak menikah dengan AS karena bila terjadi pernikahan maka kemungkinan 50% bayinya akan menjadi SS. Tetapi SS boleh menikah dengan pasangan normal yaitu yang tidak menderita SS dan tidak AS, tapi nanti bayinya bakalan jadi AS (tidak sakit, tetapi punya gen sikle cell).

Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun. Pada talasemia terjadi kelainan pada gen-gen yang mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu. Gangguan dari pembentukan rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut. Prinsipnya mirip dengan sickle cell yaitu pake cara SS dan AS di atas.

4. TEST KESUBURAN PRIA DAN WANITA

Test ini penting dilakukan sebelum ijab kabul..he he he… tetapi kalo udah cinta ya lanjutin saja, gak perlu pake test ini itu tapiiii harus siap konsekuensinya dikemudian hari. Test kesuburan ini sangat penting karena kesuburan ini dapat memberikan pengaruh yang besar dalam suatu pernikahan, baik secara emosional, psikologis, lingkungan, sosial, biologis, dan dapat pula menimbulkan trauma yang mendalam bagi pasangan selama menjalani pernikahan. Pasangan sebelum menikah akan dilakukan test pemeriksaan sperma bagi pria untuk mengetahui kesuburannya dan bagi wanita akan dilakukan pemeriksaan USG dan laboratorium hormonal untuk mengetahui kesuburannya juga. Pengalaman sehari-hari yang saya dapat selama jadi dokter kandungan, lebih sering saya temukan kelainan kesuburan suami yang terbanyak menyebabkan kegagalan hamil istri, tetapi seringkali saya dapat curhatan bahwa istri selalu disalahkan oleh suami ataupun pihak keluarga bahkan diancam untuk diduain / dimadu / dicerai… kasihan kan istri kalau digituin… kok jadi melow sih saya… he he he

5. TEST UNTUK MENCARI KELAINAN GENETIK YANG LAIN (PENYAKIT KETURUNAN)

Pernikahan merupakan peristiwa yang berlangsung seumur hidup dan setiap pasangan mesti tidak ada yang sempurna tetapi kesetiaan dan persiapan menghadapi tantangan di masa depan perlu dilakukan sejak dini. Test sebelum nikah dapat membantu calon suami / istri untuk mengetahui punya penyakit apa, bagaimana kondisi penyakitnya, dan juga bersama-sama dalam cinta kasih sayang pasangan saling mendukung untuk mencari pengobatan segera bila diketahui menderita penyakit. Pasangan akan ditest untuk kencing manis, darah tinggi, penyakit kanker, penyakit ginjal, liver, thalasemia, dan lain-lain.

Oke deh… saya rasa cukup sekian saja… selamat membaca dan bila sudah baca mohon disebarkan supaya menjadi amal jariyah.