






TAG:
posisi tidur ibu hamil
TAG:
posisi tidur ibu hamil
TAG:
berat badan ibu hamil
berat badan
preeclampsia
gestasional diabetes
diabetes mellitus dalm kehamilan
infeksi dalam kehamilan
dokter kandungan di karawang
TAG:
tanda bahaya hamil muda
hamil trimester 1
Hampir sudah menjadi kebiasaan sehari-hari pasien mengeluhkan hal ini pada saya. Dokter Cucuk … saya hamil 3 bulan tapi kok saya pipis bolak-balik, beser, kadang-kadang juga disertai dengan nyeri dok.
Kehamilan menimbulkan banyak perubahan pada tubuh wanita. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan hormonal dan mekanik dalam tubuh wanita sehingga menimbulkan resiko stasis dan reflux. Stasis itu dalam bahasa gampangnya adalah pipisnya agak tertahan atau lambat keluarnya / ngendap. Kalau reflux itu gampangnya pipisnya balik lagi ke dalam yaitu dari dalam kandung kencing kembali ke atas ke saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kencing.
Panjang saluran kencing bagian luar dari wanita (dari kandung kecing sampai ke luar) kira-kira 4 cm sehingga seiring dengan pertambahan ukuran perut akan lebih sulit untuk membersihkan muara pipis selepas buang air kecil, belum lagi pada wanita hamil mesti lebih sering pipis. Nah hal ini makin meningkatkan resiko untuk terjadinya infeksi saluran kencing pada wanita hamil. Untuk diketahui diketahui ya infeksi bakteri yang paling sering terjadi pada wanita hamil itu adalah infeksi saluran kencing.
Wanita hamil itu cenderung untuk mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga juga mudah menderita infeksi saluran kencing. Akibatnya infeksi yang mungkin merupakan hal biasa-biasa saja bagi wanita tak hamil, bisa berakibat serius bahkan fatal pada wanita hamil. Dokter kandungan atau dokter penyakit dalam akan memberikan pengobatan antibiotika baik secara tablet atau suntikan pada wanita hamil yang terkena infeksi saluran kencing. Kita singkat saja ya menjadi ISK biar gak ribet nulisnya.
Bila wanita hamil menderita ISK maka biasanya dapat memiliki beberapa gejala antara lain nyeri dan rasa terbakar atau tak nyaman saat pipis, sering pipis, kebelet pipis, pipisnya merah atau keruh bahkan kadang-kadang berlendir, nyeri diperut bawah, sakit saat sedang hubungan suami istri, demam, menggigil, berkeringat dingin, pipis jadi banyak atau sedikit, pokoknya beda daripada biasanya, baunya pipis pesing banget, nyeri pinggang belakang, dll.
Jika diperiksa dan ternyata infeksinya parah harus dirawat di rumah sakit. Sering ISK ini bolak balik kambuh. Efeknya bagi kehamilan antara lain infeksi parah pada kandung kencing dan ginjal, lahir prematur, bayinya kurus, dan bahkan dapat menyebabkan kematian bayi atau ibu hamil akibat parahnya infeksi. Untuk itu sebaiknya ibu hamil segera memeriksakan diri ke dokter kandungan ataupun dokter penyakit dalam bila merasa ada perubahan pola kencing daripada biasanya.
Bagaimanapun usaha untuk mencegah tetap saja wanita hamil bisa terkena ISK. Tetapi jangan putus asa karena masih ada beberapa untuk mengurangi resiko buruk dari penyakit ISK, antara lain:
Semoga kehamilannya sehat dan lancar, khusus yang belum hamil mohon perbanyak sedekah (diniatkan untuk mohon diberikan keturunan oleh Allah SWT). Semoga semua pasien saya disayangi oleh Allah SWT..Aamiin yaa Robbal’aalamiin.
Kadang kala ibu hamil mengalami gejala kram pada kaki dan juga perut.
Pertama, kita bahas dulu gejala kram kaki pada ibu hamil. Kaki kram saat hamil biasanya muncul pada trimester ke dua sampai akhir kehamilan. Keadaan ini terjadi karena betis harus menahan beban seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit. Kram kaki bisa terjadi saat kita beristirahat, bahkan mungkin sedang tidur.
Kram Kaki dapat terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi mengkerut dirangsang untuk kontraksi. Hal ini terjadi saat kita tidur dengan posisi dengkul setengah ditekuk, dan telapak kaki sedikit mengarah ke bawah. Pada posisi ini otot betis agak tertekuk dan mudah terkena kram. Itulah mengapa gerakan pelenturan sebelum tidur dapat mencegahnya.
Bisa juga karena kaki kelelahan karena harus menopang beban yang bertambah saat kehamilan. Penyebab lainnya bisa karena kurangnya aliran darah yang mengalir ke bagian bawah tubuh akibat peningkatakan berat badan dan tekanan di daerah uterus.
Timbulnya kram kaki terjadi akibat ketidakseimbangan kadar beberapa jenis mineral di dalam darah, yakni kalsium, potasium dan magnesium yang terlalu rendah, sementara kadar fosfor terlalu tinggi. Semua itu menyebabkan gangguan pada sistem saraf otot-otot tubuh.
Nah, selain kram kaki, ibu hamil juga bisa terkena kram perut, simak penjelasan berikut ini:
Ibu hamil secara otomatis memperoleh peningkatan tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh darah. Hal ini kerap memicu rasa nyeri.
Untuk mendukung perkembangan rahim, tubuh akan meregangkan jaringan ikat atau ligamen yang menghubungkan tulang.
Hal ini disebabkan meningkatnya hormon progesteron, sehingga otot perut lebih rileks dan lebih lambat mencerna makanan. Kadang tak hanya terasa pada perut, namun juga dapat menjalar di bagian punggung dan dada.
Berhubungan seks dan orgasme dapat menyebabkan kram perut saat hamil, yang kerap diikuti dengan sakit pinggang ringan. Hal ini terjadi karena vagina dan rahim berdenyut saat orgasme dan dapat meninggalkan rasa kram perut setelahnya.
Placenta previa atau yang dikenal dengan ari-ari menutup jalan lahir atau ari-ari dibawah merupakan komplikasi kehamilan yang lazim ditemui pada ibu hamil. Bila ibu hamil dinyatakan mengalami placenta previa oleh dokter kandungan, itu berarti posisi placenta atau ari-ari ibu hamil letaknya tidak normal, yaitu bisa dibagian bawah rahim, sebelah pintu lahiran atau menutupi pintu lahiran pada rahim. Fungsi placenta adalah untuk memberikan nutrisi pada bayi dalam kandungan ibu melalui tali pusat.
Placenta previa dapat menyebabkan timbulnya perdarahan terutama pada kehamilan lanjut. Bahkan terkadang para dokter terpaksa harus segera melahirkan bayinya demi menyelamatkan ibu hamil bila dinilai perdarahan yang timbul dapat membahayakan nyawa ibu hamil akibat perdarahan hebat atau akibat kondisi ibu hamil yang buruk walaupun umur kehamilan masih prematur. Para dokter demi menyelamatkan nyawa ibu hamil hampir selalu (hampir 100% ) melakukan operasi sesar bila terjadi perdarahan pada placenta previa.
Terdapat beberapa jenis placenta previa. Antara lain:
Lokasi menempelnya placenta dalam rahim diketahui dengan pemeriksaan USG pada umur kehamilan 16 minggu sampai 20 minggu. Bila terdeteksi adanya gangguan letak placenta maka akan dilakukan pemeriksaan ulangan untuk mengevaluasi letak placenta pada kehamilan yang lebih tua, biasanya pada umur kehamilan 28 minggu.
Semua tergantung dari umur kehamilan ibu saat dilakukan USG deteksi tersebut. Bila masih hamil muda ya no problemo, biarin saja, tapi tetap berdoa semoga placentanya “dapat geser” ke atas. Jika sudah geser ke atas maka ibu hamil sudah tidak mengalami placenta previa lagi. Sebetulnya placenta itu tidak bisa bergeser atau dipindah ke atas tetapi seiring dengan pembesaran rahim akibat pertambahan usia kehamilan maka placenta mengikuti pembesaran rahim tersebut sehingga seolah-olah placenta bisa pindah. Kan placenta itu nempel di rahim, kalo rahim makin besar maka rahim makin ke atas sehingga placenta juga terposisi makin ke atas.
Bagaimana jika ternyata placenta previa terdeteksi pada kehamilan trimester 2? Waduuuuhhhh terpaksa deh ibu hamil mesti makin rajin periksa ke dokter kandungan untuk dilakukan evaluasi USG untuk menilai letak placentanya pada kehamilan yang makin tua. Tapi perlu diingat ya bila terjadi perdarahan maka harus segera ke dokter kandungan bahkan kalo perlu segera ke UGD Rumah Sakit, jangan ke dukun pijat / sinshe dan lain-lain. Ini harus segera diperiksa ada apa sih dengan kehamilan saya? nanti para dokter di UGD akan memeriksa apakah ini perdarahan akibat placenta previa atau bukan.
Jika ternyata hasil pemeriksaan dokter pada kehamilan selanjutnya menyatakan bahwa tetap kena placenta previa maka ibu hamil sebaiknya jangan hubungan sex dulu dengan suami, istirahat yang cukup bahkan harus lebih deh, lalu hindari aktivitas fisik berlebihan yang dapat merangsang terjadinya perdarahan. Bila lahiran maka harus dengan jalan operasi sesar. Pada placenta previa pada jalan lahir tertutup total oleh placenta sehingga bayi gak bisa lewat. Bahkan sekalipun placenta letaknya dipinggir pun seringkali harus dilakukan operasi sesar karena perdarahan dapat terjadi saat pembukaan pintu rahim karena terjadi robekan pembuluh darah.
Perdarahan pada placenta previa terjadi seringkali tanpa ada rasa nyeri sebelumnya, tau-tau pas bangun tidur…. loooo…. kok ada darah banyak. Atau juga bisa didahului dengan mules pada perut. Jika ini terjadi maka ibu hamil harus segera ke UGD rumah sakit dan dokter biasanya akan merawat-inapkan ibu hamil.
Bila umur kehamilan ibu sudah mendekati hamil tua maka ibu hamil akan segera dilakukan operasi sesar. Bila masih hamil prematur maka bisa jadi kehamilan ibu dilanjutkan / dipertahankan sepanjang perdarahan berhenti, tapi bila perdarahan masih berlanjut terpaksa deh mesti lahir premature demi menyelamatkan sang ibu hamil karena perdarahan yang tidak berhenti dapat mengganggu kesehatan bayi juga. Kadang-kadang bila kondisinya masih memungkinkan maka ibu hamil akan disuntik obat untuk membantu fungsi pernafasan bayi bila terpaksa harus lahir prematur. Tapi ingat hal tersebut tidak ada jaminan 100% karena manusia bisanya cuman ikhtiar, Tuhan yang nentukan segalanya.
Jika pada perawatan ternyata perdarahan berhenti maka kehamilan akan dipertahankan setua mungkin dengan catatan kondisi ibu stabil dan kondisi janin baik. Jika semua baik dan stabil maka pasien boleh pulang ke rumah. Harus diingat bahwa perdarahan pada placenta previa dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi, jadi walaupun sudah pulang ke rumah ibu hamil dan keluarganya harus tetap waspada. Bila terjadi perdarahan ulang harus segera ke UGD Rumah Sakit.
Bila kondisi ibu hamil dan bayi dalam kandungannya stabil dan baik maka kehamilan akan diakhiri pada usia 37 minggu bila memungkinkan. Tapi pengalaman pribadi saya jarang yang bisa mencapai umur kehamilan 37 minggu, rata-rata sekitar 34 minggu saja (prematur).
Ibu hamil yang menderita placenta previa seringkali mengalami perdarahan baik saat hamil maupun saat melahirkan. Seringkali sampai harus di transfusi darah. Ibu hamil dengan placenta previa walopun dilakukan pertolongan dengan operasi sesar, tetap saja memiliki resiko perdarahan saat operasi karena placenta previa dapat nempel erat bahkan tidak mau dilepas dari rahim. Ada juga yang mudah dilepas dari rahim tetapi tempat bekas nempelnya menimbulkan perdarahan terus. Tidak jarang hal ini terpaksa harus dilakukan operasi angkat rahim.
Dokter kandungan akan memberikan obat-obatan untuk menimbulkan kontraksi rahim setelah bayi dilahirkan dengan cara operasi sesar. Hal ini bertujuan untuk membantu memghentikan perdarahan. Tetapi pada kasus placenta previa terkadang hal ini tidak efektif atau tidak dapat membantu karena pada placenta previa, letak placenta itu nempelnya pada bagian bawah rahim dimana di daerah tersebut kontraksinya kurang baik sehingga meskipun diberikan obat untuk kontraksi rahim belum tentu perdarahannya berhenti.
Bila terpaksa lahir premature maka bayi juga belum aman dari resiko / komplikasi walaupun sudah diberikan obat-obatan. Komplikasi pada bayi prematur antara lain sulit bernafas dan berat badan lahir yang rendah.
Sebagian besar ibu hamil yang terkena placenta previa ternyata tidak memiliki faktor resiko apapun. Tetapi bila hamil mengalami beberapa hal berikut, diduga dapat meningkatkan resiko terkena placenta previa, antara lain: